Ini adalah pekan kedua bagi Semay Media dalam menghadirkan sejumlah daftar ulasan untuk Anda sekalian para pembaca setia di manapun berada. Tak lain merupakan bagian dari semarak akhir pekan yang kami lalui sebagaimana biasa; ciamik. Kami harap daftar yang kami sajikan membuat akhir pekan Anda juga semakin ciamik, campernik, dan pastinya epik. Langsung saja simak selengkapnya di bawah ini:
Haruki Murakami – Colorless Tsukuru Tazaki and His Years of Pilgrimage
Dalam novelnya ini, Murakami bercerita tentang perjalanan Tsukuru Tazaki yang tiba-tiba ditinggal begitu saja oleh sahabat-sahabat terbaiknya di SMA. Empat orang sahabat Tsukuru ini secara kebetulan memiliki warna dalam nama mereka seperti Akamatsu yang berarti ‘pinus merah’, Oumi, ‘laut biru’, Shirane, ‘akar putih’ dan Kurono, ladang hitam. Hanya Tsukuru saja yang tak memiliki warna di namanya.
Setelah ditinggalkan oleh teman-temannya saat beranjak dewasa, Tsukuru mengalami tahun-tahun penuh depresi dan kekosongan. Tidak seperti novel-novelnya yang bergaya realisme magis, yang tokoh-tokohnya melarikan diri ke dunia fantasi ketika menghadapi masalah, Tsukuru menghadapi dan memecahkan teka-teki yang membebani hidupnya selama ini setelah bertahun-tahun lamanya.
Jika kamu menyukai gaya realis Murakami di Norwegian Wood, maka ini adalah buku yang tepat untuk kamu baca di week end ini.
St. Vincent – Masseduction
Annie Clark atau yang lebih populer dengan nama St. Vincent mengubah citranya di album terbarunya, Masseduction. Annie beralih ke jalur yang lebih pop daripada album-album sebelumnya dengan musik yang lebih catchy di telinga pendengar baru.
Seperti misalnya di track ‘Los Ageless’ (bukan Angeles) yang dimulai dengan suara dari drum elektronik dan bass yang disambut dengan gitar dari Annie yang bikin kamu ingin segera berdansa-dansi melupakan kejenuhanmu di hari-hari kerja.
Selain Los Ageless dan Pills yang akan membuatmu berdansa-dansi, Annie juga menawarkan baladnya dalam New York yang kalem. Jika Los Ageless mengejek Kota Los Angeles, New York adalah balad tentang kehilangan seorang kekasih dan panutan.
Siap berdansa hore?
The Perks of Being a Wallflower
The Perks of Being a Wallflower (TPBW) adalah film yang diangkat dari novel berjudul sama karangan penulis sekaligus sutradara Stephen Chbosky. TPBW berkisah tentang Charlie Kelmeckis (Logan Lerman) yang merupakan siswa baru di SMA dan tidak memiliki teman seangkatan yang dekat dengannya. Teman Charlie satu-satunya baru saja bunuh diri dan ia mengalami depresi. Charlie yang terlihat pemalu digambarkan seolah-olah dijauhi oleh teman-teman seangkatannya dan beberapa bahkan sinis dengannya.
Kesepian Charlie di SMA tak berlangsung lama karena akhirnya Charlie mencoba berteman dengan Patrick (Ezra Miller) dan Sam (Emma Watson) yang merupakan kakak kelas Charlie. Setelah berteman akrab dan menjadi geng tidak lantas membuat Charlie mendapatkan segala-galanya seperti yang jamak ditemukan di film coming of age. TPBW adalah film tipe coming of age yang merayakan banyak hal mulai dari komedi, tragedi, pendewasaan diri, kemarahan, sampai kematian.
TPBW sukses menghadirkan perjuangan melewati masa remaja yang terkadang menyenangkan, tetapi, seringkali sulit. Menonton TPBW seolah mengajak kita bernostalgia pada masa-masa remaja yang tak akan terulang kembali.
10 Tahun setelah tayangnya Breaking Bad
Sebuah drama komik yang dibintangi oleh Bryan Cranston yang berperan sebagai Walter White, seorang ayah penyanyang keluarga, guru kimia yang cemerlang, terlahir sebagai baby boomers di mana kaca pandang pada moralitas begitu lurus, tertib, dan statis. Karenanya juga perfeksionis. Namun, sikapnya berubah setelah ia divonis mempunyai kanker paru yang padahal hanyalah kesalahan medis belaka. Walter White pun mempertanyakan, “Why me?”, pertanyaan itu menjawab pertanyaan yang hampir selalu diajukan banyak orang dari generasi ke generasi: apa yang akan terjadi jika saya keluar dari pekerjaan saya yang membosankan dan menjadi penjahat? Jawabannya, tampaknya adalah terlibat dalam produksi narkoba, menjalankan laboratorium berjalan yang terdampar di padang pasir, lalu memasak methamphetamine berbekal celana dalam cuma. Walter White pun berkolaborasi dalam memproduksi methamphetamine bersama mantan murid sekolahnya yang bangor, krisis identitas, dan teralienasi dari apa yang disebut orang-orang sebagai sesuatu yang normal, diperankan oleh Aaron Paul sebagai Jesse Pinkman pemuda tanggung dari Alburqueque, New Mexico.
Breaking Bad lahir di saat TV kabel mulai menjamur di UK dan Amerika Serikat sebelum benar-benar diambil alih Netflix. Meski begitu Breaking Bad pertama kali tayang di salah satu TV kabel Amerika Serikat yakni, AMC, untuk kemudian dipopulerkan oleh Netflix. 10 tahun setelah penayangannya terbayang sosok Walter White dalam benak kita yang membuat tanya, adakah sosok tersebut dalam kehidupan nyata?
Deszcz III
Pada 6 Januari lalu band yang mendeklarirkan diri membawa aroma neocrust/dark hardcore ke dunia, Deszcz, merilis album barunya yang diberi nama III. Ya, betul cover album dalam cakram padat itu hanya diberi nama: III. Mereka mendistribusikan album tersebut secara pre-order dan dikirim secara simultan pada 30 Januari kemarin. Ini bukan album pertama Deszcz, debut pertamanya adalah Rains Keep Falling yang menetas 4 tahun silam. Seperti biasa Deszcz menggabungkan gitar a la neocrust yang cenderung gelap disertai melodi yang ultra berisik. Ketukkan drum a la d-beat tanpa henti memang menjadi tulang punggung album ini, namun album ini tak membatasi diri pada pola konvensional macam crust punk. Dengan menggabungkan elemen hardcore dan metal, tempo super kencang yang memanfaatkan dua vokal saling mengisi, mereka menciptakan suasana yang berat dan menyimpang yang penuh dengan emosi dan kemarahan. Seperti menggabungkan Refused era album Songs to Fan the Flames of Discontent dalam kemasan Neurosis.
Menariknya, hasil keuntungan penjualan album III ini didonasikan untuk organisasi nirlaba bernama Otware Klatki. Sebuah organisasi penyayang binatang yang berada di kota Poznań, Polandia. Sebagaimana ke-3 personil Deszcz bermukim.
Rich Brian Meluncurkan Album Debutnya
Tanggal 2 Februari kemarin, Rich Brian, remaja asal Jakarta yang terkenal berkat video rap viralnya, Dat $tick akhirnya meluncurkan album debutnya. Album yang diberi judul Amen ini berisi track Glow Like Dat yang telah meluncur sejak bulan Agustus tahun lalu. Album debut dari rapper yang sebelumnya menggunakan nama panggung Rich Chigga ini, sejauh ini mendapatkan review positif dari The Guardian.
Selamat, Brian!
You might also like
More from Redaksi
Pekerja Indonesia Manfaatkan AI untuk Tingkatkan Produktivitas
Pekerja Indonesia Manfaatkan AI untuk Tingkatkan Produktivitas Pergeseran era yang ditandai dengan hadirnya AI tidak hanya menjadi perbincangan hangat di seluruh …
Akhir Pekan Menyenangkan: Dari Arsitektur sampai Wes Anderson
Ini akhir pekan menyenangkan. Betapa tidak dalam long weekend kali ini Semay Media menghadirkan kembali sejumlah daftar ulasan singkat untuk …
Atmosfer Pekan Ketiga
Atmosfer pekan ketiga sudah mulai tercium. Seperti biasanya Semay Media menghadirkan sejumlah daftar ulasan singkat untuk Anda sekalian para pembaca …