Diterjemahkan dari cerita Pendek Charles Bukowski yang berjudul “Lonely at the top”dari buku “Septuagenerian Stew”
Marty membunyikan bel dan menunggu pintu dibuka, lalu seorang pria berbadan besar membukakan pintu. Dia mengikuti pria besar tersebut masuk, berjalan menyusuri lorong dan berhenti di depan sebuah ruangan. Pria besar itu membukakan pintu ruangan tersebut dan Marty masuk. Di sana ada Kasemeyer yang telah menunggunya di meja kerja.
“Duduklah,” kata Kasemeyer.
Marty lalu duduk di sebuah kursi di depan meja kerja Kasemeyer, lalu pria besar itu menutup pintu dan menunggu di depan pintu. Kasemeyer terlihat tidak terlalu mencolok, seperti orang-orang pada umumnya, namun dia adalah seorang bos, bukan hanya di sebuah kota, namun di banyak kota dan banyak negara.
“Marty, sudah berapa lama kamu menjadi pembunuh bayaran?” tanya Kasemeyer
“Sudah lama bos, dan tidak pernah ketahuan. Aku selalu mendapatkan seseorang untuk disalahkan,” jawab Marty.
“Siapa saja yang pernah kamu bunuh?”
“Bos juga tahulah, seperti: Kenedy, M.L. King, dan banyak lagi.”
“Bukankah kamu yang membunuh Huey Long?”
“Aku tidak bertindak sejauh itu bos, dia dibunuh oleh ayahku.”
“Kalian memang keluarga iblis.”
“Terima kasih bos.”
“Cerutu?” tanya Kasemeyer.
“Tidak, terima kasih bos. Aku tidak merokok,” jawab Marty.
Kasemeyer lalu melemparkan sebatang cerutu dan mengenai dada Marty lalu cerutu tersebut jatuh ke lantai.
“Ambil, buka plastiknya, lalu bakar cerutu itu. Aku ingin lihat kamu merokok.”
Marty lalu mengambil cerutu tersebut, membuka plastiknya, lalu menggigit ujung cerutu. Lalu dia berkata, “Saya tidak punya korek bos”. Mendengar itu, Kasemeyer menekan tombol yang ada di atas mejanya, pintu terbuka dan seorang pria besar tadi masuk ke ruangan.
“Percy, coba kamu bakar,” kata Kasemeyer kepada pria besar itu.
“Orangnya atau cerutunya bos?” tanya Percy.
“Cerutunya untuk saat ini.”
Kasemeyer berdiri dan mengeluarkan sebatang cerutu untuk dirinya sendiri, sementara Percy melakukan tugasnya.
“Sekarang bakar cerutuku gendut.”
“Siap bos.” Percy lalu mendekati Kasemeyer dan membakar cerutunya, Kasemeyer lalu menghisap cerutunya dan menatap Marty.
“Kamu suka cerutunya?” tanya Kasemeyer.
“Ya, bos.”
“Sekarang, aku ingin kamu mematikan cerutu yang kamu pegang dengan telapak tangan kirimu.”
“Ha?”
“Lakukan apa yang kuperintahkan.”
Marty menatap Kasemeyer.
“Tunggu sebentar, bos.”
“Kuberi waktu lima belas detik, tempelkan bara cerutu itu ke telapak tangan kirimu atau kamu akan kehilangan telapak tanganmu, atau mungkin lenganmu, atau mungkin yang lainnya.”
Marty terdiam cukup lama sementara Kasemeyer asik menarik asap cerutunya dan menghembuskannya, lalu ia berkata , “Lima detik lagi.” Tanpa berpikir panjang, Marty lalu mendekatkan bara api ke telapak tangannya sambil menutup mata, “Ya Tuhan, Ya Tuhan,” teriaknya. Kasemeyer lalu menyuruhnya untuk diam dan segera mematikan bara api itu dengan telapaknya. Marty lalu menggigit bibir bawahnya dengan kencang menahan sakit.
“Bagus, sekarang merokoklah lagi,” kata Kasemeyer.
Marty menyelipkan rokoknya kembali ke mulutnya, cerutu bergetar di antara kedua bibirnya.
“Percy, bakar lagi cerutunya, setelah itu kembali ke tempatmu.”
Percy segera melakukan apa yang telah diperintahkan, lalu kembali berdiri di pintu. Kasemeyer melihat Percy.
“Kapan tanggal ulang tahunmu gendut?”
“Tanggal 9 Januari bos.”
“Ingatkan aku untuk mengirimkan ayam mentah kepadamu.”
“Terima kasih bos.”
Kasemeyer menatap Marty yang sedang merokok dengan lemah dan terus melirik ke tangan kirinya.
“Kau membunuh orang yang salah bangsat!”
“Ha?”
“Aku ingin kau membunuh Henry Munoz.”
“Sudah, bos.”
“Kau salah sasaran.”
“Bos, fotonya, gerak-geriknya, dan pakaiannya, semuanya cocok. Dia duduk di meja yang sama, di restoran yang sama dan di waktu yang sama di malam hari. Dia bahkan memesan yang biasanya dipesan, makanan dan anggur kesukaannya.”
“Kau terlalu kwatir bangsat. Kau keluarkan nyalimu pada orang yang salah. Itu bukan cara membunuh yang baik. Ajaibnya, kau tidak menggorok leher manajer restoran itu.”
“Maaf bos. Tolong beri aku kesempatan.”
“Mengapa orang-orang sungguh tidak memuaskan, Marty?”
“Aku tidak tahu, bos. Kupastikan bahwa aku tidak pernah salah membunuh orang sebelumnya.”
“Kau tahu, kemarin aku pergi ke restoran dan aku memesan daging panggang dengan tingkat kematangan yang langka. Lalu kau tahu apa yang mereka antar kepadaku? Mereka mengantarkan yang tingkat kematangan “medium rare¹.”
“Kamu harus mengembalikannya bos.”
“Aku melakukan hal yang lebih baik. Aku membeli restoran itu, dan memecat juru masaknya.”
“Aku tidak membunuh manajer restoran, bos.”
“Aku memesan plat nomor dari DMV², dan aku memesan plat dengan tulisan “MATI”, kemudian mereka mengirimiku surat yang mengatakan bahwa aku tidak boleh memilikinya. Mengapa orang-orang sangat tidak memuaskan?”
“Aku tidak tahu bos.”
“Hei gendut, mengapa orang-orang tidak dapat memuaskanku?” tanya Kasemeyer kepada Percy.
“Aku juga tidak tahu bos,” jawab Percy
“Kadangkala, aku merasa kesepian di dunia ini, dan di lain waktu aku menyadari mengapa aku sangat kesepian,” kata Kasemeyer. Suasana menjadi hening, Kasemeyer kembali merokok, menarik cerutunya dan mengembuskannya ke atas.
“Dengarkan aku bos, berikan aku kesempatan kepada Henri Munoz, kali ini akan kubunuh dia,” kata Marty memecah keheningan.
“Benarkah?”
“Kali ini akan kutembak kepalanya.”
“Oke, kamu boleh menembaknya. Sekarang berdirilah,” kata Kasemeyer. Marty lalu berdiri di hadapan Kasemeyer.
“Sekarang, tendang pantatmu sendiri.”
“Ha? bagaimana?” tanya Marty.
“Kamu punya waktu limabelas detik untuk memikirkannya.”
Marty mencoba mengayunkan kaki kirinya ke belakang, namun tidak bisa mencapai pantatnya. Dia mencoba dengan kaki kanannya, namun gagal juga. Matanya menjadi liar sekaligus takut setelah tidak berhasil mencoba menendang pantatnya. Kasemeyer tertawa terbahak-bahak, dia membuang cerutunya lalu memegang perutnya. Kemudian dia menyuruh Marty berhenti. Kasemeyer melihat ke arah Percy.
“Gendut, kamu tendang dia tepat di bagian pantatnya, tendang dia sampai ke pintu keluar.”
“Tolong bos. Akan kukeluarkan otak Henry Munoz.”
Kasemeyer lalu memberi anggukan kepada Percy, tanda untuk melakukan perintahnya. Percy lalu berdiri ke belakang Marty dan tendangan pertama mendarat sangat tepat. Percy mengikuti di belakang Marty dan menendangnya terus sampai ke pintu keluar. Setelah itu Percy menghadap ke Kasemeyer. Kasemeyer sedang membakar cerutunya, dan Percy berdiri di sana.
“Bos, dia seharusnya tidak menembak orang yang salah,” kata Percy. Kasemeyer menarik cerutunya dan menghembuskan asapnya lalu mengatakan, “Ah gendut, dia membunuh orang yang tepat.”
“Maksudmu dia benar-benar membunuh Henry Munoz?”
“Dia sangat bernyali saat membunuhnya, itu pekerjaan yang bagus.”
“Lalu, kenapa?”
“Jangan tanya kenapa gendut!”
Percy lalu memejamkan kedua matanya dengan ekspresi sedih. Kasemeyer memerhatikan Percy.
“Oke, oke, jangan kecewa. Akan kuceritakan. Aku hanya bosan dengan orang ini. Disampng itu, dia telah mengetahui banyak hal, karena dia telah bekerja cukup lama denganku. Sejauh yang kutahu, seseorang mungkin akan membuatnya bicara hal-hal mengenaiku cepat atau lambat.”
“Ya, ya, ya, kamu benar bos. Lalu apa yang akan kamu lakukan?”
“Membunuh seorang pembunuh bayaran, akan kulakukan malam ini. Malam ini adalah malam terakhirnya di bumi.”
“Kamu benar-benar sudah bosan dengannya bos?”
“Ya, benar seperti yang kau katakan.”
“Bos, apakah kau juga bosan denganku?”
“Percy, kau membuatku heran. Apakah kucing bosan memburu burung-burung?”
“Tidak bos.”
“Apakah ikan bosan dengan air?”
“Tidak bos.”
“Kalau kamu mengerti, sekarang kamu boleh pergi.”
Percy meninggalkan ruangan, menutup pintu dan berjalan dengan pelan menyusuti lorong sebagaimana orang dengan berat badan 125kg berjalan. Dia berjalan menuju tempatnya bertugas yaitu di pintu depan. Kasemeyer menunggu Percy berjalan jauh lalu menekan tombol dan mengangkat telepon.
“Bevins? Dengarkan aku, kita harus melenyapkan Percy. Ha..? Kenapa..? Jangan tanyakan kenapa Bevins! Oke, oke, jadi begini, dia tahu terlalu banyak. Apakah pertanyaanmu terjawab? Oke, lenyapkan dia dalam waktu duabelas jam.” Kasemeyer menutup telepon.
Banyak hal-hal luar biasa terjadi untuk tetap duduk di puncak singgasana. Tak seorangpun yang mengetahuinya. Ketahanan, pergerakan, dan kecerdikan sangat diperlukan. Kasemeyer mengangkat telepon kembali dan menekan tombol.
“Halo, Pia? Oke, aku ingin kau membawakanku beberapa botol anggur putih dengan ember minuman. Aku ingin mabuk dan aku ingin kau mengenakan pakaian robek-robek yang ada di mesin cuci, dan aku ingin kamu mengacak-acak rambutmu. Cepatlah!” Kasemeyer lalu menutup teleponnya dan kembali bersandar.
Saat dia menunggu, dia melihat lalat gemuk terbang mengitari ruangan. Dia meraba laci meja dan mengambil pistol, menarik pelatuknya, kemudian mengangkat pistol tersebut dan membidik binatang sialan tersebut.
==================================================================
¹ tingkat kematangan pada steak atau daging panggang, Biasanya rare hanya dipanggang selama 3-5 menit, sebagian besar masih mentah dan berwarna merah. Sedangkan medium rare itu hanya satu tingkat di atas rare, pada tingkat ini daging telah matang di bagian luar, namun bagian tengah masih mentah.
²DMV atau Departemen of Motor Vehicles adalah Lembaga Pemerintahan yang memiliki wewenang untuk meregistrasi plat kendaraan dan surat ijin mengendarai (SIM) di Amerika Serikat
You might also like
More from Fiksi
Surat untuk Mantan
Lara, Ini mungkin adalah surat yang kesekian kali kutulis, tapi kali ini rasanya berbeda. Seperti ikan besar yang terjerat di jaring …
5 Cerpen Cinta yang Akan Bikin Kamu Terbawa Perasaan
5 Cerpen Cinta yang Akan Bikin Kamu Terbawa Perasaan Hey Sobat Semay, siap untuk terbawa oleh ombak perasaan yang mendalam? Ini …