Wayang oracle kartu oracle dan industri kreatif
Tak ubahnya pekerja di sektor industri dan perkantoran, pegiat seni juga merasakan dampak buruk pandemi Covid -19. Tentu saja akan sangat membosankan kalau kita kembali berbicara mengenai dampak negatif pandemi terhadap kehidupan sosial.
Kini, kenormalan yang baru sekaligus kenormalan yang dulu perlahan hidup kembali, berjalan berdampingan menjadi satu realitas yang unik. Seperti yang baru-baru ini saya temukan di Griya Mayangkara, Kadipiro, Solo, Jawa Tengah, tempat tinggal Kukuh Indrasmara.
Malam itu, saya menyaksikan dampak positif pandemi Covid- 19 di dalam kamar Kukuh, pria berusia 30 tahun. Pelaku seni tradisi mungkin lebih mengerti apa yang dirasakan oleh Kukuh, sejak pandemi menerpa Indonesia kurang lebih dua tahun belakangan ini.
Aktivitas kesenian panggung Kukuh yang begitu berkaitan dengan wayang, gamelan dan penonton, memang sempat turun drastis. Namun kenyataan itu tidak membuat Kukuh tepuk dahi dan meratapi nasib.
Tatkala saya jumpai di kediamannya 9 Januari 2022 lalu, Kukuh rupanya telah membuat “panggungnya” sendiri. Ia baru saja menerbitkan Wayang Oracle, kartu oracle bertemakan wayang dengan narasi berbahasa Indonesia. Dan saat ini, Kukuh sedang menyiapkan Wayang Oracle edisi berikutnya.
Musisi pengiring dan pimpinan produksi pementasan wayang kulit Purbo Asmoro Official (Youtube) itu mengisahkan, bahwa proses kreatif pembuatan Wayang Oracle dimulai pada penghujung tahun 2020. Wayang Oracle pun terbit tahun 2021 dan hingga kini sudah ratusan kotak terjual, lewat marketplace ternama Indonesia.
“ Sebagian besar aku kerjakan sendiri, namun tetap ada bantuan dari tim dan rekan saya, ” tutur Kukuh di antara tumpukan Wayang Oracle yang berjejer rapi di kamarnya.
Mengenalkan seni budaya wayang melalui kartu oracle
Kita dapat saja menyimpulkan bahwa Wayang Oracle merupakan inovasi “panggung” untuk para pecinta seni budaya wayang. Projek ini dikerjakan oleh Kukuh bersama rekannya yaitu Retno Widyowati.
Berbeda dengan Umbul wayang-mainan anak-anak tempo dulu yang menyajikan gambar wayang – kartu Wayang Oracle adalah produk seni yang lebih serius dan multi fungsi. Wayang Oracle bukan sekadar bersifat rekreasi (mainan/pajangan) namun juga bersifat sastrawi, sarat akan petuah hidup.
Wayang Oracle menyajikan narasi singkat pada setiap kartunya. Pengguna kartu Wayang Oracle akan menemukan gambar wayang nan adi luhung, beserta motivasi-motivasi kehidupan berdasarkan cerita dan tokoh pewayangan.
“ Tujuan utama dari projek ini adalah untuk memperkenalkan wayang kepada kalangan yang lebih luas,” ucap Kukuh penuh semangat. Jawaban yang cukup logis. Sebab, ia memang belum lama mengenal permaianan oracle dan tarot, namun ia sudah mendarah daging dengan seni tradisional wayang.
Kukuh memang telah memvisualisasikan pementasan wayang melalui Channel Youtube Purbo Asmoro Official, namun bagi Kukuh, Wayang Oracle adalah panggung baru bagi seni budaya wayang, dalam arti edukasi untuk penggemar kartu oracle dan bagi siapa saja yang mencintai seni budaya wayang.
Kartu oracle dan seni instropeksi diri
Kartu oracle sendiri adalah bentuk baru atau turunan dari kartu tarot, seni ramalan di era klasik. Jika kalian adalah penggemar seni tarot, mungkin kalian lebih tahu bagaimana lebih tepatnya untuk mendefinisikan kartu Wayang Oracle ini. Menurut Kukuh, kartu oracle adalah pilihan paling tepat sebagai panggung untuk kreativitasnya dalam membumikan tokoh-tokoh pewayangan.
“Oracle lebih cocok untuk menampilan wayang dengan segala pitutur kebijaksanaannya. Kalau kartu tarot terlalu baku, sedangkan oracle lebih terbuka untuk inovasi,” Kukuh berkisah.
Terlepas dari definisi baku tarot dan oracle itu, saya kira Wayang Oracle hadir bagi siapa saja yang menyukai perenungan dan introspeksi diri. Wayang Oracle bukan hanya milik cenayang atau peramal masa depan. Wayang Oracle hadir sebagai ruang komunikasi intrapersonal, bagi penyendiri yang hendak berdialog di ruang sepi.
Kita boleh saja menduga bahwa Wayang Oracle mengandung spiritualitas dan kekuatan “meditasi”. Namun yang jelas, Wayang Oracle dalam arti yang paling sederhana adalah “seni psikologis”.
Kita dapat memaknai kartu Wayang Oracle sebagai mainan “pengingat” dan “penasihat.” Motivator sekaligus komunikator, teman bicara bagi para introvert. Wayang Oracle tidak menjanjikan kebenaran realitas berupa kejadian masa depan, melainkan mendeskripsikan tumpukan perasaan umat manusia yang sangat niscaya dan universal.
Sebagai contoh, pada Wayang Oracle nomor 58, ada gambar wayang Rumuka Rumakala dengan narasi berbunyi, “ alangan dan rintangan akan selalu ada di setiap perjalanan menuju keberhasilan, kalahkan! maka niscaya keanugrahan kan didapat.”
Narasi pada kutipan kartu Wayang Oracle tersebut mengandung optimisme dan anjuran sikap pantang menyerah. Sebuah perasaan yang tentu dapat terjadi kapan saja dan terhadap siapa saja. Oleh karena itu, nasihat yang ada pada Wayang Oracle terlepas dari ruang dan waktu, masa kini dan masa depan, sekarang atau nanti. Sebab, kompleksitas perasaan manusia itu selalu terjadi silih berganti.
Memotret wayang koleksi dalang Ki Purbo Asmoro
Wayang Oracle ini menjadi menarik karena memiliki gambar wayang kulit berusia tua, yang telah ada sejak ratusan tahun silam. Kukuh menggunakan wayang asli dan memotretnya tanpa “hard” editing sehingga keaslian warna wayang tetap terjaga. Wayang-wayang tersebut adalah koleksi pribadi dari pedalang senior Indonesia yaitu Ki Purbo Asmoro, ayah Kukuh sendiri.
Pengguna Wayang Oracle akan mendapatkan buku panduan khusus, berisi seluk-beluk wayang yang ada di dalam kartu oracle tersebut.Pengguna Wayang Oracle pun dapat mempelajari histori tokoh-tokoh wayang melalui buku panduannya. Oleh karena itu, pengguna akan lebih merasa “intim” dalam memahami narasi pada kartu Wayang Oracle yang berjumlah 63 kartu.
Kukuh dan rekannya kini sedang menyiapkan edisi Wayang Oracle berbahasa Inggris. Menurutnya, banyak permintaan dari mancanegara. Ada pun tentang hal-hal pembeda secara desain gambar, kini sedang ia tajamkan kembali.
“Akan ada visualisasi lakon pawayangan di edisi kedua nanti,” tuturnya sambil menunjukan sejumlah desain baru di layar komputer.
Kukuh dan Wayang Oracle menunjukan bahwa panggung kreativitas begitu elastis, dapat berubah wujud secara substansi. Begitu pun keadaan. Kini, hampir semua lini mulai bangkit. Panggung yang hilang, dapat diproduksi sendiri pelan-pelan, bahkan dalam bentuk yang berbeda sama sekali. Era digital ini sangat memungkinkan itu terjadi.
Apakah Wayang Oracle ini dapat disebut sebagai inovasi pelestarian seni budaya wayang? Bagi kukuh, itu tidaklah penting. Sebab baginya, Wayang Oracle itu adalah wujud rasa cintanya terhadap wayang, sekaligus bentuk “kasih” darinya kepada orang-orang yang mencintai wayang.
You might also like
More from Dunia Usaha
Contoh, Manfaat, dan 4 Cara Terbaik Membuat Email Bisnis yang Baik
Kamu sedang membaca Contoh Manfaat dan 4 Cara Terbaik Membuat Email Bisnis yang Baik Kemajuan teknologi digital membawa perubahan dari berbagai …
Mengapa kabel listrik terbuat dari tembaga?
Tembaga sudah lama sekali dijadikan bahan pembuat kabel listrik. Mengapa kabel listrik terbuat dari tembaga? Untuk menjawab pertanyaan tersebut simak …
Pecut Pertumbuhan Industri Tanah Air, Qualis Indonesia Kembali Hadirkan IQSF
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perindustrian meluncurkan 10 inisiatif "Making Indonesia" 4.0 yang memungkinkan setiap aspek bisnis terintegrasi dengan teknologi generasi …