Review Film: The Lost City of Z
Secara tidak sengaja saya menemukan film ini di Netflix: The Lost City of Z. Saya tidak segera menontonnya sesaat setelah saya menemukannya, yang saya lakukan adalah mengunduhnya yang secara otomatis akan tersimpan di Smartphone. Ini dimaksudkan agar ketika saya dalam perjalanan menuju luar kota, saya bisa membunuh bosan dengan menonton film tersebut tanpa harus menguras kuota.
BACA JUGA: Tertarik Nonton ‘Ozark’? Berikut Sinopsis Lengkap Seri Netflix Ini
Sebelumnya, saya tidak tahu The Lost City of Z tentang apa, bagaimana, pemainnya siapa saja, diharap saya mendapat elemen kejut ketika kelak menontonnya. Ternyata benar saja, ini memang film yang apik nan ciamik. Beralur lambat namun nikmat.
The Lost City of Z diadaptasi dari buku non fiksi karya David Grann yang berjudul sama, disutradarai James Gray dan ditemani penata kamera jempolan Darius Khonji. Meskipun sama-sama tentang eksplorasi dan penjelajahan film ini tidaklah serupa dengan Appocalypse Now atau Indiana Jones yang lebih menonjolkan petualangan dengan segala keindahan alam.
Percy Fawcett, seorang tentara Inggris berpangkat mayor dan timnya, menjelajah masuk ke dalam hutan Amazon, perbatasan Bolivia dan Brasilia, untuk mencari kota emas yang disebut Zed. Kira-kira begitu lah premis pada Film ini. Jika kota Z berhasil ditemukan, maka seluruh pengetahuan masyarakat Britania Raya dan sekitarnya di era itu akan menemukan anti-thesisnya. Gugur sudah argumen para “intelektual” dan para pemuka agama yang saat itu seolah menjadi “hukum dan kultur”. The Lost City of Z menonjolkan latar belakang budaya dan cara pikir publik zaman itu.
BACA JUGA: Shadow Detective: Otokritik Mental Gerombolan Penegak Hukum
Gray menempatkan karakter Fawcett dalam konteks zaman penjelajahan Inggris beserta asumsi masyarakat yang beranggapan bahwa orang Amazon itu sangatlah terbelakang dan nir-adab.
Rentang waktu pada film ini berlangsung dari 1905-1926, di mana beririsan dengan perang dunia I. Fawcett juga ikut terlibat di pertempuran sungai Somme, Prancis. Pertempuran paling berdarah dengan memakan korban 1,7 juta jiwa. Di sini kita akan melihat penampilan gemilang dari Charlie Hunnam saat memerankan Fawcett, kita juga disuguhkan perubahaan karakter Fawcett dari tahun ke tahun dalam memandang dirinya dan dunia Amazon. Semangat untuk mengeksplorasi tempat-tempat yang belum dijamah tidak pernah pudar, sebaliknya bertumbuh dan menggusar.
Mentalitas Penakluk
Rupanya semangat menjelajah tempat-tempat yang belum dijamah sudah mendarah daging dalam tradisi orang-orang Eropa. Sedikit melihat ke belakang, para imperialis Eropa bertolak menuju negeri-negeri jauh dengan harapan memperoleh pengetahuan baru serta wilayah-wilayah baru, bukan hanya untuk memperoleh kekuasaan dan kekayaan saja seperti yang dilakukan orang-orang Romawi, Mongol, dan Aztek.
Sejak abad 15 dan 16 Pangeran Henrique sang Navigator dan Vasco da Gama menjelajahi Afrika, Kristofus Kolombus “menemukan” Amerika dan segera mengklaim kedaulatan atas negeri-negeri baru itu untuk raja-raja Spanyol. Fernando de Magalhaes menemukan cara berkeliling dunia, sekaligus meletakkan landasan bagi penaklukkan Spanyol atas Filipina. Tak hanya wilayah yang diambil, pengetahuan lokal pun turut serta dipelajari.
BACA JUGA: 8 Alasan Kenapa Harus Menonton Arthdal Chronicles
Maka tak heran jika pada 1900 orang-orang Eropa mengontrol ketat ekonomi dunia dan sebagian besar wilayah di dunia. Sejarah juga mencatat ketika Napoleon menyerbu Mesir pada 1798, ia membawa serta 165 ilmuwan. Salah satu yang mereka lakukan adalah mendirikan bidang ilmu yang sepenuhnya baru, Egiptologi, dan membuat sumbangsih penting kepada bidang-bidang yang mempelajari agama, linguistik, dan botani.
Kita bisa melihat lagi pada 1831, Royal Navy mengirimkan kapal HMS Beagle untuk memetakan pesisir Amerika Selatan, Falkland, dan kepulauan Galapagos. Angkatan Laut Britania membutuhkan pengetahuan itu agar bisa mempersiapkan diri secara lebih baik kalau-kalau terjadi perang.
Apakah Percy Fawcett menjelajah dan memetakan Amazon juga ditujukan untuk hal demikian? Tidak ditunjukkan secara gamblang di film ini, tapi yang jelas Fawcett memiliki niat mulia saat menjelajah hutan perbatasan Bolivia dan Brazil, menemukan The Lost City of Z yang diduga memiliki peradaban agung di masa lalu dan mempelajari apa yang ada di dalamnya.
Ketika pertama kali mendapat tawaran penjelajahan dari Royal Geographical Society, Fawcett, awalnya merasa berat hati melakukannya, namun sebagai tentara yang memiliki rantai komando yang jelas, Fawcett tak kuasa menolaknya. Selain itu ia juga harus memperbaiki nama keluarganya yang tercoreng karena Bapaknya pejudi dan pemabuk.
Penemuan Mencengangkan
Dalam perjalanan yang dibiayai oleh Royal Geographical Society ini, sepanjang perjalanan Fawcett dan timnya dituntun oleh orang Indian Amerika Selatan, Kano, yang sebelumnya telah dijadikan budak oleh pengusaha Portugis.
Tanpa Kano, Fawcett tidak akan pernah menemukan reruntuhan peradaban akbar dari sebuah kota emas yang hilang, ia menemukan pecahan keramik tua yang menjadi bukti adanya peradaban maju di sana. Semua itu berkat Kano.
Dalam perjalanan menyusuri hutan, tak disangka serangan anak panah suku pedalaman dari pinggir sungai berterbangan. Fawcett menyerang orang Indian dengan tangan kosong, dibantu rekan-rekan Inggrisnya sambil menyanyikan lagu patriotik Soldiers of the Queen. Dari situ kita melihat jika Fawcett melihat orang Indian dengan cara berbeda, lebih manusiawi, dibandingkan rekan-rekannya.
Pada masa tahun 1910 – 1920 masih banyak para anggota bangsawan Britania Raya maupun pihak gereja berpikiran dangkal dengan mengagung-agungkan peradaban mereka, dan pada saat yang sama menganggap suku pedalaman derajatnya lebih rendah daripada mereka, dianggapnya kaum bar-bar yang tak punya akal.
Pada masa itu pula masih terdapat perbudakan terhadap para penduduk asli maupun orang kulit hitam di Amerika Serikat. Fawcett tidak hanya harus berhadapan dengan kejamnya hutan tetapi dari berbagai orang yang mencemooh bahwa kota yang dia beri nama Z itu tidak ada. Sebetulnya istri dan anak Fawcett sempat menentangnya karena harus meninggalkan mereka selama bertahun-tahun. Namun, Fawcett tidak pernah merasa tenang sebelum ia menemukan kota emas situ. Istrinya, Nina, seorang proto-feminis, yang memiliki anggapan hubungannya dengan Fawcett setara, -pandangan yang sangat jarang terdengar di masa itu, dimainkan secara alami dan elegan oleh Sienna Miller.
Tampilan The Lost City of Z agak gelap sedikit temaram. Setiap adegan ditampilkan dengan apik: tone kecokelatan mewarnai adegan-adegan di Eropa, sementara warna hijau di hutan dikurangi, tak secerah Indiana Jones yang lekat dengan nuansa fantasi penuh warna.
Pada 1925, anak sulung Fawcett, Jack yang diperankan Tom Holland, sudah beranjak dewasa. Membujuk sang ayah untuk kembali ke hutan mencari kota emas Z itu. Saat itu orang-orang Amerika, sedang menuju hutan itu. Fawcett tak ingin orang-orang Amerika sampai duluan dan merusak semua yang ada di sana, Ia dan Jack pun berangkat menjelajah.
Namun naas, Fawcett dan Jack tertangkap oleh suku pedalaman ketika di dalam hutan. Tidak ada yang tahu nasib mereka hingga film usai, Gray sepertinya secara sengaja menghadirkan akhir yang ambigu.
Pada akhir film disebutkan jika pada abad 20 semua orang menganggap penjelajahan ini sungguh gila dan tidak dapat dipercaya, namun 100 tahun kemudian beberapa orang telah mengkonfirmasi temuan Fawcett, bahwa kota Z itu sebetulnya benar-benar eksis. Ada atau tidaknya kota Z, sesungguhnya perjalanan untuk menjelajahi peradaban-peradaban kuno tak pernah berakhir.
You might also like
More from Tontonan
Orient Express: Dari Novel hingga Layar Lebar
Orient Express: Dari Novel hingga Layar Lebar Orient Express adalah nama yang memicu imajinasi, menggambarkan kemewahan, misteri, dan perjalanan epik melintasi …
The Commuter: Plot Twist dan Endingnya
The Commuter: Plot Twist dan Endingnya "The Commuter," dibintangi oleh Liam Neeson, membawa penonton dalam perjalanan menegangkan penuh kejutan. Michael MacCauley, …
Analisis Ending Film The Commuter
Analisis Ending Film The Commuter "The Commuter," sebuah film thriller yang dibintangi oleh Liam Neeson, membawa penonton dalam perjalanan yang penuh …