Risiko Menjadi Analis Kesehatan: Komedi di Balik Statistik
Bayangin lo lagi asyik menghitung jumlah kalori yang lo konsumsi hari ini, terus lo sadar kalau lo itu analis kesehatan, bukan pelatih Gym. Ironis, bukan? Lo yang setiap hari berurusan dengan data dan angka, malah lupa ngitung berapa kali lo harus berkedip dalam sehari supaya mata lo itu gak kering. Buset deh! Dan Itulah ironi pertama dari sekian banyak yang bakal lo temuin di pekerjaan ini.
BACA JUGA: Kankere tawarkan one stop service bagi pengidap kanker
Jadi analis kesehatan itu kayaknya sih keren di mata orang awam. Gimana nggak, Cuy? Lo dianggap superhero tanpa jubah yang bisa memecahkan misteri epidemi dengan satu klik mouse. Tapi, yang nggak mereka tau, dengan setiap klik itu ada ‘risiko’ yang mesti lo tanggung.
Misalnya, lo jadi terlalu akrab sama si Tuan Excel dan Nyonya SPSS sampe-sampe terakhir kali lo ngobrol panjang lebar sama manusia itu waktu lo diwawancarai kerja. Terkadang lo mendadak amnesia kalau lo itu manusia yang butuh teman bicara. Bahkan lo mulai berbicara dalam bahasa probabilitas di kencan pertama, “Berdasarkan analisis awal, kemungkinan kita akan menuju kencan kedua adalah sekitar 75%.”
BACA JUGA: Panduan Untuk Pemula: Bermain Tenis Meja
Nah, Gaes, lo juga harus siap mental kalo temen-temen lo mulai ngeluarin gejala-gejala aneh dan minta lo ‘diagnosis’. “Bro, nih mata gue kayaknya merah, itu kenapa ya? Kena radiasi komputer kah?” Dan dengan penuh kasih sayang lo harus jelasin bahwa lo bukan dokter mata, dan mata merah itu bisa jadi karena lo abis nonton drama Korea sampe subuh. Buset deh, ampun dah kata gua teh…
Tapi, jangan salah, risiko terbesar dari menjadi analis kesehatan itu adalah lo bisa-bisa terinfeksi oleh virus yang paling mematikan: kejenuhan. Lo bakal terpapar oleh data yang tak ada habisnya sampe kadang lo berharap bisa jadi analis cuaca aja, yang paling-paling salah prediksi bakal dibilang “ya udah, namanya juga ramalan.”
Nah, terlepas dari itu, mari kita beri tepuk tangan yang meriah buat para analis kesehatan kita yang luar biasa. Beneran deh, tanpa mereka, siapa lagi yang bakal ngelus dada sambil bilang, “Tenang, guys, angka reproduksi efektif R-nya masih di bawah satu.” So, next time lo liat mereka, inget, dibalik layar komputer mereka, ada superhero yang bertarung dengan senjata data dan grafik untuk menjaga kita semua tetap sehat dan aman.
More from Rehat
Kelemahan Tali Pocong: Simpul yang Gampang Lolos?
Kelemahan Tali Pocong: Simpul yang Gampang Lolos? Tali pocong, sering kali dianggap sebagai senjata pamungkas yang bikin bulu kuduk merinding. Tapi …
Kelemahan Pocong: Menguak Sisi Lemah Si Pembalut Keliling
Kelemahan Pocong: Menguak Sisi Lemah Si Pembalut Keliling Pocong, sosok ikonik dalam mitologi horor Indonesia, kerap digambarkan sebagai makhluk yang melompat-lompat …