Di sejumlah negara wilayah Asia, Eropa, maupun USA, listrik tenaga surya kian diminati lantaran jutaan manfaat yang terkandung di dalamnya. Tenaga surya atau tenaga matahari termasuk sumber daya alam yang tidak akan habis. Mengutip pendiri Tesla, Elon Musk, “kita telah memilki reaktor ramah lingkungan yang berguna di langit, kita tak perlu melakukan apa-apa. Ia muncul setiap hari,” katanya.
Di Indonesia matahari muncul setiap hari, dan sudah pasti kita bisa mengonsumsi cahayanya secara gratis setiap pagi apalagi di masa pandemi ini sangat bagus sekali untuk kesehatan tubuh. Komitmen Elon Musk terhadap produk teknologi ramah lingkungan memang tak perlu diragukan lagi. Sebut saja bagaimana Tesla mengubah landscape industri otomotif yang tak memerlukan bahan bakar berpolusi tinggi, Musk juga mengakuisisi SolarCity yang dikenal sebagai produsen panel surya saat itu hingga satu waktu SolarCity memproduksi genting bertenaga surya yang terpasang di sejumlah rumah elit kawasan California.
Tren penggunaan listrik tenaga surya atap semakin meningkat dalam 3 tahun terakhir meski tidak semasif harapan. Perlu diingat jika komitmen Indonesia dalam Paris Agreement adalah menurunkan emisi gas rumah kaca 29 persen pada 2030, dan harapan menuju ke sana mendekati saja tidak.
Kendati demikian, jika dilihat dari 2017, pengguna listrik tenaga surya atap hanya ada beberapa puluh rumah dengan total kapasitas 600 kW. Menurut PLN pada Januari 2020, listrik tenaga surya atap terpasang lebih dari 1.700 unit dengan kapasitas total lebih dari 7.500 kW atau 7,5 MW.
Saking bergunanya tenaga surya yang dikonversi menjadi listrik, sebagai penopang kehidupan sehari-hari yang efisien, satu negara kecil di kepulauan Pasifik mengandalkan sepenuhnya listrik tenaga surya.
Negara itu bernama Tokelau. Nama yang aneh dan terkesan lucu memang. Penduduk Tokelau tak lebih banyak dari warga Kec. Pabuaran, Subang, Jawa Barat. Mengacu pada worldpopulationreview, April 2021, penduduk Tokelau hanya 1.373 saja. Luas wilayah daratannya juga tak lebih dari 11 kilometer, tepatnya 10,8 kilometer persegi.
Sampai 2012, warga negara Tokelau mengandalkan generator guna memenuhi kebutuhan listrik sehari-hari. Listrik tersebut hanya menyala sekitar 12 -18 jam per hari. Dalam setahun, negara Tokelau membutuhkan 2.000 drum minyak untuk menyalakan generator.
[the_ad id=”3058″]
Biaya beban listrik untuk 1.373 orang di sana mencapai $1 juta atau setara Rp14,5 miliar (Kurs April 2021) per tahun. Nominal ini sungguh fantastis mengingat penduduk Tokelau tak lebih dari 1.373 orang. Kalau dibeliin bakso lapangan tembak Senayan kira-kira dapat berapa porsi, ya?
Pada tahun tersebut negara tetangga mereka memberi pinjaman senilai $7 juta untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Tetangga mereka adalah Selandia Baru yang terkenal memiliki pemandangan indah, dan sempat menjadi imajinasi liar sebagian netizen sebagai tempat menikmati masa pensiun di sana.
Lalu, bagaimana Tokelau mencicil utangnya yang tidak kecil itu? Jadi, uang yang biasanya dihabiskan untuk membeli bahan bakar generator itu digunakan untuk membayar utang tersebut.
Setelah dikalkulasi secara saksama dan teliti dengan memperhatikan berbagai aspek, dalam waktu sembilan tahun utang itu diprediksi lunas. Kalau tidak terlalu yakin silakan saja melakukan forecasting, dan lihat hasilnya!
Ya, dapat ditebak kelanjutanya bahwa negara Tokelau tak perlu lagi mengeluarkan $1 juta per tahun. Kini, Tokelau menjadi negara pertama di bumi yang seluruh kebutuhan listriknya berasal dari energi matahari.
Meski demikian, generator yang ada tetap dirawat sebagai cadangan. Tak hanya menghemat biaya listrik jangka panjang, negara bekas jajahan Inggris itu juga berkontribusi mengurangi emisi karbon.
Tidak salah lagi energi matahari jauh lebih berkelanjutan, ramah lingkungan, dan menguntungkan dibanding energi fosil. Namun, boleh jadi karena Tokelau belum memiliki pembangkit listrik tenaga fosil, maka opsi membangun PLTS sebagai pembangkit pertama adalah pilihan tepat. Di sisi lain di negeri kaya akan pulau dan sinar matahari ini, sekitar 79 persen listrik berasal dari batu bara.
You might also like
More from Energi Alternatif
5 Energi Alternatif yang Bisa Segera Diberdayakan di Indonesia
Kalau kita perhatikan terdapat 5 energi alternatif yang bisa segera diberdayakan di Indonesia. Atau mungkin malah lebih dari itu hanya …
Memahami Sistem Listrik Tenaga Surya On Grid
Barangkali banyak dari kita yang bertanya-tanya mengenai sistem listrik tenaga surya itu seperti apa cara kerjanya. Bagaimana bisa sinar matahari …