Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perindustrian meluncurkan 10 inisiatif “Making Indonesia” 4.0 yang memungkinkan setiap aspek bisnis terintegrasi dengan teknologi generasi teranyar. Pasalnya Indonesia tengah memasuki fase disrupsi teknologi di mana aplikasi berbasis teknologi yang terkoneksi antar perangkat melalui jaringan internet kini sedang berkembang pesat. Hal ini pun diyakini akan menjadi sesuatu yang umum di masa depan.
Inisiatif making 4.0 juga menghadirkan optimisme bagi perkembangan industri dalam negeri dengan dilakukannya pembangunan infrastruktur digital nasional, peningkatan kualitas SDM, pembangunan ekosistem industri yang berorientasi pada inovasi dan insentif untuk investasi di bidang teknologi. Namun demikian, masih banyak aspek pengembangan menjadi pekerjaan rumah bagi para pemangku kepentingan, baik itu regulator, pelaku industri, maupun konsumen itu sendiri.
Revolusi industri 4.0 merupakan lompatan besar di sektor manufaktur, dengan pemanfaatan teknologi otomatisasi tinggi yang ditopang infrastruktur berbasis internet yang tidak hanya dalam proses produksi saja, melainkan juga di seluruh rantai nilai proses produksi. Survei McKinsey (2018) juga menyebutkan, teknologi digital dapat memberi sumbangsih sebesar USD 3 triliun untuk pasar ekonomi global pada 2030. Itu setara dengan 16 persen lebih tinggi dari total produk domestik bruto (PDB) sedunia pada saat ini.
Dalam beberapa tahun terakhir, peran standardisasi baik dalam bentuk Standar Nasional Indonesia, standar internasional maupun acuan normatif lainnya yang diakui oleh industri, semakin penting dalam memastikan konsistensi kualitas dan keamanan produk yang beredar di masyarakat. Sebagaimana pada poin 3 dalam 10 inisiatif “Making Indonesia” 4.0 disebutkan bahwa Indonesia harus mampu mengakomodasi standar-standar keberlanjutan. Indonesia melihat tantangan keberlanjutan sebagai peluang untuk membangun kemampuan industri nasional yang berbasiskan inovasi teknologi
Sebagai wujud dari komitmen Qualis dalam memastikan keamanan produk yang beredar di Indonesia, untuk kedua kalinya Qualis Indonesia mengadakan Indonesia Quality and Safety Forum (IQSF) yang diberi tajuk: Sinergi Antara Regulator dan Pelaku Industri Dalam Merespons Kecepatan Perkembangan Teknologi, berlokasi di Hotel JW. Marriot, Kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan.
Sebagai laboratorium independen yang melayani jasa pengujian, sertifikasi dan inspeksi yang kompetitif dan berorientasi pada inovasi, melalui IQSF, Qualis berharap dapat menjadi platform diskusi yang menjembatani regulator, pelaku industri, serta segenap pemangku kepentingan dalam membahas isu-isu aktual seputar industri dan keamanan produk. IQSF tahun ini juga turut menghadirkan sesi diskusi grup, digawangi oleh 3 sektor industri yang diprioritaskan pengembangannya dalam kerangka inovasi teknologi, antara lain pangan, elektronika dan ketenagalistrikan.
Sementara itu Staf Ahli Menteri Bidang Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri Kementerian Perindustrian, Imam Harjono, menyampaikan, langkah akselerasi penerapan industri 4.0 dimulai dari sosialisasi untuk menjadikan agenda nasional hingga menyiapkan kompetensi SDM dan infrastruktur digital. “Kuncinya industri 4.0 itu antara lain SDM dan infrastruktur digital. Sementara teknologi diperlukan guna membangun konektivitas yang terintegrasi,” kata Imam.
Imam mengapresiasi langkah Qualis Indonesia yang telah menyelenggarakan Indonesia Quality and Safety Forum (IQSF). Imam berharap, melalui ketiga sektor industri yang menjadi fokus dalam acara ini dapat meningkatkan daya saing ke depan.
Sejalan dengan itu, Calvin Satyanandi selaku General Manager Qualis Indonesia pun berharap teknologi di industri laboratorium pengujian, khususnya di Indonesia dapat diperbaharui secara konstan serta mendapat dukungan penuh dari pemerintah.
“Industri penilai kesesuaian adalah industri yang unik dan sangat forward-thinking. Kompetensi manusia tetap menjadi aspek utama, namun di sisi lain kita juga memiliki ketergantungan yang tinggi pada teknologi untuk melakukan pengujian dan evaluasi terhadap hasil uji di laboratorium,” tuturnya. Tambahnya lagi, dukungan pemerintah dalam bentuk penyusunan regulasi yang pro terhadap inovasi teknologi akan berdampak positif pada peningkatan aspek keamanan produk dan keselamatan pengguna.
Adapun yang hadir sebagai narasumber dalam IQSF 2018 antara lain Staf Ahli Menteri Bidang Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri Kemenperin, Imam Harjono, Direktur Jendral Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kemenperin, Harjanto, Direktur Jendral Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kemenperin, Achmad Sigit Dwiwahjono, Deputi Bidang Penerapan Standar dan Akreditasi Badan Standardisasi Nasional, Kukuh Achmad dan masih banyak lagi.
You might also like
More from Dunia Usaha
Kartu Oracle: Panggung Baru bagi Pecinta Wayang
Wayang oracle kartu oracle dan industri kreatif Tak ubahnya pekerja di sektor industri dan perkantoran, pegiat seni juga merasakan dampak buruk …
Contoh, Manfaat, dan 4 Cara Terbaik Membuat Email Bisnis yang Baik
Kamu sedang membaca Contoh Manfaat dan 4 Cara Terbaik Membuat Email Bisnis yang Baik Kemajuan teknologi digital membawa perubahan dari berbagai …
Mengapa kabel listrik terbuat dari tembaga?
Tembaga sudah lama sekali dijadikan bahan pembuat kabel listrik. Mengapa kabel listrik terbuat dari tembaga? Untuk menjawab pertanyaan tersebut simak …