suara biola yang mengantar mayat kau ke pemakaman: tangis aku
juga tentu saja aku menuliskan obituari singkat untuk kau yang dimuat di koran persis di samping obituari aku sendiri
—Aan Mansyur, dinukil dari puisi Cinta yang Marah
Kabut hitam menjadi tudung langit Indonesia. Sebab, telah berpulang ke rahmatullah dengan (sedikit) tenang bapak negarawan kita semua, bapak Prof. Dr. Setya Novanto SH, MH, BH 36 B. Sungguh, ini adalah kehilangan yang sangat luar biasa bagi seluruh rakyat Indonesia. Negeri yang agung ini telah kehilangan salah satu putra terbaiknya. Seorang politikus kondang cum negarawan aduhai.
Berita duka itu baru saja muncul dari salah satu portal berita yang sangat (tidak) bisa dipercaya. Konon, munurut si pewarta, bapak Setya Novanto meninggal setelah tidak kuat lagi menanggung beban penyakit itu.
Ada penyakit vertigo yang pasti bikin tidur tak bakal nyenyak. Ada penyakit stroke yang pasti membuat bapak serupa mumi. Ada penyakit gula darah yang bisa membuat beberapa organ tubuh menjadi membusuk. Ada penyakit gagal ginjal, yang mengharuskan bapak cuci darah. Dan ada penyakit jantung yang bisa dengan lekas mencabut napas bapak. Karena serangan bertubi-tubi itulah bapak Setya Novanto akhirnya menghembuskan napas terakhirnya.
Sedih. Hanya sedih yang bisa saya rasakan ketika alat elektrokardiogram itu menunjukkan garis datar belaka. Ini adalah ilapat buruk yang menunjukkan bapak sudah meninggal. Maka, izinkanlah saya menuliskan obituari kematian bapak Setya Novanto ini.
Ini terlalu berat. Khususnya untuk diri saya pribadi. Karena sosok bapak Setya Novanto di mata saya sudah begitu cemerlang. Tentu, saya ingat betul bahwa bapak Setya Novanto memulai semuanya dari nol.
Bapak rela bekerja keras berjualan madu dan beras saat kuliah. Berserta itulah akhirnya bakat bisnis bapak Setya Novanto berkembang. Bapak Setya Novanto perlahan menjelma menjadi seorang saudagar yang punya jaringan bisnis di mana-mana.
Gayung pun bersambut. Kesuksesan ini akhirnya juga mengantarkan bapak Setya Novanto menuju pintu karir baru: politikus golkar. Bapak masuk ke dalam partai bentukan orba itu dengan senang riang gembira. Lantas, tak perlu waktu yang lama untuk melihat betapa cepatnya peran bapak dalam partai itu. Bapak cerdas dalam membaca haluan politik di negeri ini. Maka wajar saja jika bapak Setya Novanto selalu bisa lolos dari fitnah. Fitnah yang menuduh bapak terlibat dalam skandal-skandal besar korupsi.
Selain seorang politikus yang genial, bapak Setya Novanto juga saya kenal sebagai seorang akademisi topcer. Dari jenjang S1 sampai S3 semuanya lulus dengan predikat summa cumlaude. Bapak pernah mengambil mata kuliah akuntansi, tapi bapak juga pernah mendapat kesempatan menjadi penguji doktor hukum di Universitas 17 Agustus Surabaya.
Bapak Setya Novanto adalah gambaran lengkap dari orang sukses. Bapak Setya Novanto berhasil mengecap kesuksesan di segala bidang. Maka wajar jika generasi milenial mendaku bapak sebagai role model kesuksesan mereka. Tapi, kenapa tiba-tiba bapak jatuh karena selusin penyakit itu, Pak?
Rakyat Indonesia telah menanti kesembuhan bapak Setya Novanto. Namun apalah daya. Kehendak takdir Tuhan memang musykil untuk dicegat. Selusin penyakit yang menyerang tubuh penuh wibawa bapak Setya Novanto ternyata memang sudah kepalang ganas.
Selang-selang infus masih bersilangan centang perenang. Garis detak jantung bapak hanya lurus. Tangis mengambang di pelupuk mata seluruh rakyat Indonesia. Tak terkecuali saya.
Semoga amal ibadah bapak Setya Novanto diterima di sisiNya. Dan tentu saja saya tak perlu berdoa kepada Tuhan agar bapak diampuni dosa-dosanya, karena mustahil orang suci seperti bapak ini punya dosa. Meski hanya sebesar biji atom. Saya percaya itu. Haqqul yakin.
Tapi saya ikhlas melepas bapak Setya Novanto. Karena saya juga percaya, bahwa pengadilan di akhirat sana jauh lebih asyik ketimbang pengadilan di bumi Indonesia.
N.B: Ingat pak, malaikat tidak bisa disogok dengan jam tangan Richard Millie RM 011 Flyback seharga 1 Millyar itu.
You might also like
More from Poliklitik
Asian Values, Dinasti Politik: Warisan atau Kutukan?
Asian Values, Dinasti Politik: Warisan atau Kutukan? Di jagat politik Indonesia, dinasti bagaikan virus yang tak kunjung musnah. Bak jamur, ia …
Apa yang bisa kita harap dari Visi-Misi Amin?
Apa yang bisa kita harap dari Visi-Misi Amin? Di ambang era baru, Indonesia mendekati titik krusial dalam perjalanannya. Di tengah gelombang …
Kisah Asam Sulfat dan Asam Folat: Satu Huruf, Beda Dunia
Kisah Asam Sulfat dan Asam Folat: Satu Huruf, Beda Dunia Dalam drama panggung politik, terkadang skrip yang terlepas dari naskah bisa …