Sinopsis: Jhon Wick Chapter 4

Sinopsis: Jhon Wick Chapter 4

Pada “John Wick: Chapter 4”, kita menyaksikan keberlanjutan petualangan John Wick (diperankan oleh Keanu Reeves), seorang pensiunan pembunuh bayaran yang terjebak dalam lingkaran kekerasan dan darah. Wick yang sudah dikenal sebagai “Baba Yaga” atau The Boogieman terus menghadapi tantangan berat, berupaya mencabut diri dari cengkeraman organisasi kriminal global, High Table.

BACA JUGA: 5 Film Terbaik yang Dibintangi Keanu Reaves

Di awal film, John berusaha mencari jalan untuk mengalahkan High Table. Dia berkeinginan untuk hidup bebas, namun sebelum meraih kebebasan, Wick harus berhadapan dengan musuh baru yang memiliki aliansi kuat di seluruh dunia. Ironisnya, kekuatan baru ini bahkan mampu merubah teman-teman lama John menjadi musuh.

Salah satu karakter baru yang ditampilkan adalah Caine (diperankan oleh Donnie Yen), seorang pembunuh bayaran buta yang bekerja untuk High Table. Caine dengan gaya bertarung uniknya menjadi angin segar dalam franchise ini. Pertemuan Caine dan John Wick menjadi sebuah pertarungan yang menarik, penuh dengan hormat meski mereka berada di pihak yang berlawanan.

BACA JUGA: John Wick Chapter 4 – Perjuangan Brutal Sang “Baba Yaga” Menuntaskan Misi

Selain itu, terdapat juga Marquis Vincent de Gramont (diperankan oleh Bill Skarsgård), petinggi High Table yang memberikan aura mengancam dan menjadi villain utama dalam film ini. Meski tidak terlibat dalam pertarungan secara langsung, kehadiran Marquis cukup mengintimidasi.

Seiring berjalannya cerita, nilai bayaran untuk membunuh John yang berstatus Excommunicado dari High Table terus bertambah. Hal ini tentu saja menarik lebih banyak pembunuh bayaran yang mengincar John. Melalui aksi-aksi menegangkan, kita melihat bagaimana John berjuang, bertahan, dan berupaya melawan takdirnya.

Film ini dibalut dengan adegan aksi non-stop yang penuh adrenalin. Dari New York hingga Paris, dan bahkan hingga Osaka, aksi pertempuran John Wick merentang luas dan brutal, menggunakan berbagai jenis senjata, dari pistol, pedang, hingga nunchaku dan panah.

Dalam babak ini, kita juga melihat penampilan akting yang emosional dan intens dari Reeves. Mengenang mendiang istri dan anjingnya, ia memberikan porsi besar pada momen-momen sentimental. Meski dalam suasana genting, ada juga humor tipis yang mampu mengurangi ketegangan.

“John Wick: Chapter 4” berhasil mempertahankan daya tarik utamanya, yaitu aksi laga menegangkan dengan coretan darah dan kisah balas dendam. Meski ceritanya terus berkembang, tetap ada esensi yang sama: bagaimana seorang John Wick berusaha mencari kebebasan dan kedamaian yang selalu terhalang. Dan pertanyaan terbesar tetap menggantung: apakah John Wick akhirnya bisa terbebas dari High Table?

Dengan pertarungan intens, plot yang mencekam, dan pen

ampilan akting yang solid, “John Wick: Chapter 4” membuktikan dirinya sebagai sekuel yang layak ditunggu dan sebuah tambahan yang berharga bagi franchise. Di balik kebrutalan aksinya, film ini masih mempertahankan secercah humanitas dan kerinduan akan kedamaian, meski harus diperoleh melalui jalan berdarah.

Tak hanya itu, film ini juga merayakan seni bela diri dalam berbagai bentuk. Dengan kolaborasi Reeves dan Yen, kita disuguhi berbagai gaya bertarung yang menggabungkan berbagai disiplin ilmu, dari Judo, Jiu-Jitsu, hingga Silat dan Kung Fu. Bagi para penggemar aksi dan seni bela diri, “John Wick: Chapter 4” adalah sebuah festival pertarungan yang tak boleh dilewatkan.

“John Wick: Chapter 4” adalah sebuah petualangan menegangkan yang menjanjikan lebih banyak daripada pendahulunya. Selalu ada sesuatu yang baru, sesuatu yang tak terduga, dan sesuatu yang menantang. Meski bertema kekerasan, film ini bukan hanya tentang pertempuran fisik, tapi juga pertempuran batin, tentang bagaimana seseorang bisa bertahan dalam situasi yang paling tidak menguntungkan.

You might also like

---

More from Tontonan

---

Editor Picks

---