Salah satu kelebihan Wes Anderson sebagai sutradara film adalah film-film yang dibuatnya sungguh menghibur. Menonton film-film Wes Anderson tidak perlu memutar otak dan seringkali visi sinematik yang ditawarkan Anderson sangat kreatif. Ia sutradara yang gemar menciptakan dunianya sendiri. The Grand Budapest Hotel (2014) menyajikan visi sinematiknya dan mempertegas posisi Wes Anderson sebagai salah satu auteur di perfilman.
Film diawali dengan seorang gadis yang mengunjungi makam seorang penulis fiksi sambil membawa karya penulis tersebut, The Grand Budapest Hotel (GB). Oleh Wes Anderson, kita dilempar ke tahun 1985 ketika penulis tersebut masih hidup dan menyeritakan pengalamannya mengunjungi GB di tahun 1963. Penulis yang saat itu masih muda, diperankan oleh Jude Law, bertemu dengan pemilik GB, Zero Moustafa yang sudah tua dan terlihat sedih. Zero tua mengajaknya makan malam dan menyeritakan kisah hidupnya dan Monsieur Gustave kepada penulis muda.
BACA JUGA: The Grand Budapest Hotel, Sebuah Sinopsis
The Grand Budapest Hotel bukanlah kisah nyata. Semua yang kita temui, baik penulis, bukunya, hotel Grand Budapest sendiri, maupun republik Zubrowska adalah murni imajinasi Wes Anderson. Wes Anderson membuat narasi GB seperti cerita dalam cerita. Cerita-cerita tersebut oleh Wes Anderson dihadirkan dengan resolusi layar yang berbeda-beda. Membawa penonton berpindah zaman melalui resolusi ukuran monitor, 1.85:1 untuk tahun 1985 sampai 2014, 2.35:1 untuk tahun 1960-an, dan 1.37:1 untuk tahun 1930-an.
Berlatar di kota dengan pegunungan bersalju, Wes Anderson membawa penontonnya bernostalgia bersama Zero Moustafa ke masa jaya The Grand Budapest Hotel di tahun 1930-an. Di bagian I GB kita bertemu dengan Monsieur Gustave (Ralph Fiennes) yang merupakan concierge (penjaga pintu) dan Zero muda, yang diperankan Tony Revolori, saat menjadi Lobby Boy di GB. Zero mendeskripsikan M. Gustave sebagai seseorang yang gemar memberikan pelayanan yang sangat baik kepada tamu GB, khususnya wanita tua, kaya, insecure, dan blonde. Segera setelah diterima bekerja di GB, Zero yang patuh menjadi kaki tangan M. Gustave dan petualangan mereka dimulai.
BACA JUGA: 5 Fakta Unik tentang Film The Grand Budapest Hotel
Zero adalah seorang pengungsi yang lari dari negaranya. Ia lari ke Zubrowska, perkiraan saya terletak di Eropa Timur, setelah keluarganya terbunuh dalam perang saudara. Saya tidak yakin Wes Anderson sedang menyinggung Suriah, tetapi memang peperangan yang terjadi di manapun akan selalu menimbulkan pengungsi-pengungsi yang dicap ilegal oleh negara tujuan mereka. Apa yang terjadi dengan latar belakang Zero, kita bisa mengkorelasikannya seperti apa yang terjadi pada penduduk Suriah yang lari ke Eropa dari negaranya.
Gustave dalam GB dituduh Dmitri Desgoffe und Taxis (Adrien Brody), telah membunuh ibunya Madame D (Tilda Swinton), salah satu tamu istimewanya di GB. Dmitri yang serakah menuduh Gustave membunuh ibunya setelah ibunya memberikan lukisan tak ternilai “Boy With Apple” kepada Gustave di wasiatnya. Menghadapi tuduhan dari Dmitri, Gustave dan Zero dengan bantuan Serge X, pelayan di rumah Madame D mencuri Boy with Apple. Saat membungkus lukisan tersebut, Serge X menyelipkan salinan surat wasiat lainnya yang dibuat Madame D sebelum detik-detik kematiannya dan hal itu tak disadari baik oleh M. Gustave maupun Zero. Atas framing pembunuhan tersebut, Gustave diadili dan dibui oleh Dmitri.
Setelah dipenjara, Gustave bersama teman-teman satu selnya mencoba kabur dari penjara setelah membuat rencana dengan matang. Pelarian tersebut dipimpin oleh Ludwig (Harvey Keitel). Wes Anderson mengeksekusi scene ini dengan sangat komedik.
Dengan bantuan Agatha (Saoirse Ronan), Zero menyelundupkan palu dan gergaji ukuran kecil ke penjara lewat kue Courtesan Au Chocolat yang termahsyur dari Mendl’s, toko kue tempat Agatha bekerja. Gustave dan kawan-kawannya menggali lantai penjara dengan alat selundupan Zero tersebut. Scene ini seperti scene kaburnya Andy Duffrense di Shawsank Redemption versi upgrade, yang juga pernah dilakukan Wes Anderson di Moonrise Kingdom saat Sam Shakusky kabur dari perkemahan pramukanya.
Pelarian Gustave dan kawan-kawan satu selnya tidak berjalan lancar seperti Andy Dufrense di Shawsank. Satu kawan Gustave, Gunther, harus meregang nyawa saat penjaga mengetahui mereka kabur. Ada banyak kematian dan pembunuhan di GB yang tidak ditunjukkan on screen oleh Wes Anderson.
Beberapa kematian dan pembunuhan tersebut digambarkan dengan komedik oleh Wes Anderson. Tengoklah kematian Deputi Kovacs (Jeff Goldblum) yang empat tangannya terpotong pintu geser museum sebelum dibunuh Jopling (Willem Dafoe), tukang pukul Dmitri. Kematian-kematian tersebut jauh dari kesan horor dan elegi.
Selain komedik, Wes Anderson tetaplah menjadi Wes Anderson di film ini dengan ciri khasnya, pengambilan scene yang dilakukan secara simetris. Wes Anderson gemar mendobrak aturan rule of third yang jamak digunakan pada fotografi dan pengambilan film. Obsesi simetrisnya ini tak hanya bisa dilihat dalam film ini, kita bisa melihatnya dari film pertamanya, Rushmore sampai film animasi stop-motionnya, The Fantastic Mr. Fox.
Wes Anderson juga sedang mengejek sejarah di GB. Di masa-masa keemasan GB, memang tidak ada Nazi di sini atau komunisnya Stalin, tapi kita bisa membuat korelasi ke zaman itu. Soal Nazi, Wes Anderson menggambarkannya dengan pasukan Zig-Zag atau disingkat ZZ, mirip seperti pasukan SS-nya Nazi. Wes Anderson hanya menunjukkan pendudukan pasukan ZZ melalui simbol ZZ yang bertebaran di hotel GB dan tak menunjukkan sisi kejamnya, karena sekali lagi, GB adalah film komedi yang tak perlu diseriusi.
You might also like
More from Tontonan
Sinopsis Sokola Rimba
Sinopsis Sokola Rimba Film "Sokola Rimba" merupakan adaptasi dari kisah nyata seorang wanita bernama Butet Manurung yang didedikasikan untuk memberikan pendidikan …
The Commuter: Plot Twist dan Endingnya
The Commuter: Plot Twist dan Endingnya "The Commuter," dibintangi oleh Liam Neeson, membawa penonton dalam perjalanan menegangkan penuh kejutan. Michael MacCauley, …
Analisis Ending Film The Commuter
Analisis Ending Film The Commuter "The Commuter," sebuah film thriller yang dibintangi oleh Liam Neeson, membawa penonton dalam perjalanan yang penuh …