Beberapa pekan yang lalu, saya menonton film Parasite. Film itu bagus sekali, menurut saya. Juga menurut sejumlah orang yang sudah menontonnya.
Terbukti, banyak sekali tulisan yang berusaha mengulas film karya Bong Jon Hoo itu. Dari ulasan ringan yang hanya berusaha membahas kulit ceritanya saja, sampai ulasan serius yang sampai membedah konteks film hingga ke tulang sumsumnya–bahkan sampai dikaitkan dengan konteks sejarah perubahan sosial di Korea Selatan.
Namun, kali ini saya tak hendak menuliskan ulasan terkait film itu. Pertama, karena memang sudah banyak sekali orang yang menuliskannya. Kedua, saya terlalu malas untuk mengingat nama-nama aktor Korea yang sulit dilafalkan itu–atau bahkan hanya sekadar menengok nama mereka di imdb.
Saya hanya ingin membahasa intisari film itu: tentang kelompok manusia melarat yang ingin memanjat tangga sosial yang dimiliki kaum previlise.
Sederhana bukan?
Ya. Sedari dulu masalah manusia memang cuma berputar di urusan itu-itu saja. Tentang bagaimana caranya agar bisa makan cukup dan enak setiap hari. Tentang bagaimana caranya bisa punya hunian yang layak. Tentang bagaimana menikmati waktu senggang tanpa harus dibikin pusing oleh urusan uang.
Oleh karena itu, terkadang, saya agak gerah juga dengan topik-topik rencana masa depan yang belakangan mengemuka. Mulai dari proyek AI sampai proyek perjalanan ke luar angkasa. Tanpa mengabaikan dua agenda besar itu, saya sebetulnya punya pandangan lain.
Pada akhirnya, kita semestinya sadar: bahwa agenda utama umat manusia saat ini bukan untuk melawan monster. Bukan pula untuk mencari tanah kavling di bulan atau Mars. Tapi, arah tujuan kita masih perkara urusan pangan, sandang dan papan.
Tugas mengalahkan monster, agaknya kita serahkan saja kepada ultraman dan kawan-kawannya. Sedangkan tugas eksplorasi ke ruang angkasa, toh kita masih punya tim Guardian Galaxy bukan?
Jadi saya kira, ke depan, kita bisa mulai berbincang soal bagaimana mencapai hidup sejahtera itu. Bisa makan setiap hari, tanpa harus tergoda untuk berhutang. Sesederhana itu.
Tulisan ini, barangkali bisa jadi permulaan untuk pematik obrolan kita…
You might also like
More from Rehat
Kelemahan Tali Pocong: Simpul yang Gampang Lolos?
Kelemahan Tali Pocong: Simpul yang Gampang Lolos? Tali pocong, sering kali dianggap sebagai senjata pamungkas yang bikin bulu kuduk merinding. Tapi …
Kelemahan Pocong: Menguak Sisi Lemah Si Pembalut Keliling
Kelemahan Pocong: Menguak Sisi Lemah Si Pembalut Keliling Pocong, sosok ikonik dalam mitologi horor Indonesia, kerap digambarkan sebagai makhluk yang melompat-lompat …