Lynn dipaksa pindah sekolah oleh sang ayah. Sang ayah—yang juga seorang guru—ingin anaknya itu mendapatkan sekolah yang kualitasnya lebih baik. Lynn pun menurut. Ia datang bersama ayahnya untuk mendaftar di salah satu sekolah elit, dengan membawa piala-piala yang pernah dimenangkan Lynn. Ya, Lynn adalah gadis jenius yang merupakan langganan pemenang olimpiade matematika. Ia bahkan memperlihatkan kejeniusannya itu dihadapan kepala sekolah langsung saat mengakumulasi perkiraan biaya sekolahnya. Alhasil, Lynn diganjar beasiswa penuh dan paket makan siang setiap hari.
Sampai akhirnya Lynn berkenalan dengan Grace—seorang teman yang ia temui saat sesi foto. Grace berbeda dengan Lynn, ia jauh lebih cantik dan tak jenius—jika memang tak elok disebut bodoh. Maka mereka menjadi sahabat yang cukup erat.
Grace tahu, sahabatnya itu jenius. Grace tahu harus memanfaatkan kawannya itu, lagipula kejeniusan Lynn memang bisa mubazir jika dipakai sendiri.
Sehingga, Grace pun mencoba memancingnya untuk mengerjakan lembaran soal yang ia bawa. Yang ternyata, adalah lembaran soal ujian akhir semester. Lynn tentu saja masih ingat semua jawaban yang ia kerjakan. Dan dimulailah aksi-aksi contek mencontek itu. Lynn menulis semua jawabannya di sebongkah penghapus dan mengopernya kepada Grace lewat sepatunya.
Dengan cara-cara yang rapi, proses contek mencontek itu berjalan mulus saja. Tanpa ketahuan guru pengawas ujian.
Dari titik inilah, akhirnya Lynn terjerumus lebih jauh. Lynn benar-benar membuka bisnis makelar contekan. Bahkan, ia bisa mengelabui ayahnya dengan berpura-pura mengajar les piano untuk teman-temannya.
Padahal, les piano itu hanyalah kedok. Lynn tak benar-benar mengajarkan teman-temannya—yang kaya dan malas belajar itu—untuk menekan tuts piano. Tapi, ia mengajarkan kode-kode jawaban lewat gerakan kunci nada jemari saat bermain piano. Dari bisnis ini, Lynn bisa melihat angka-angka dalam buku tabungannya sembari tersenyum.
Sungguh, cara contek-mencontek yang jenius. Lynn dalam film Bad Genius (2017) ini benar-benar seorang bad genius yang bikin kagum.
***
Film Bad Genius (2017) merupakan karya sutradara Thailand, Nattawut Poonpiriya—nama yang bikin lidah kaku—ini memang ciamik betul. Sungguh, hanya dengan cerita tentang gerombolan bocah sekolah yang melakukan praktek contek-mencontek saja, nuansanya cukup bisa bikin tegang. Bahkan, saya berani membandingkan derajat ketegangannya dengan film aksi seperti Mission: Impossible atau film horor sekelas Conjuring.
Film ini juga sesekali bikin saya gemas bukan main. Apalagi muncul tokoh bernama Bank yang mulutnnya ember itu. Kenapa pula ia harus melaporkan laku contek-mencontek kawannya itu, yang pada akhirnya berbuah pada hukuman keras: dicabut beasiswanya dan tak boleh mendapat akses beasiswa universitas. Rasanya, karakter Bank ini mengingatkan saya kepada teman-teman yang gemar cari muka.
Tapi Anda tahu, sikap munafik itu memang gampang menyerang orang yang bermulut ember. Bank pun akhirnya ikut terlibat dengan bisnis makelar contekan yang dijalankan oleh Lynn, Grace dan Pat. Karena hasilnya memang menggiurkan: bisa menghasilkan uang hingga ratusan juta, dan bahkan milyaran.
Kerja-kerja bisnis contek-mencontek inilah yang membuat film ini terus-terusan memacu adrenalin penonton.
***
Seharusnya, para sutradara film Indonesia mesti berkaca dari film Bad Genius (2017) ini. Agar mereka paham bahwa kualitas film tak hanya ditentukan oleh cerita fantastis atau teknologi sinematografi canggih seperti CGI.
Akui saja jika memang hanya Spielberg dan kawan-kawannya yang bisa bikin Stars Wars dan Jurassic Park. Kita belum mampu mengejarnya. Film sejenis itu hanya akan berakhir menjadi film humor belaka—misalnya bayi Raffi Ahmad atau para superhero yang lagaknya degil.
Jangankan untuk sebuah kualitas film yang bombastis. Untuk membuat cerita film yang sederhana saja, para sutradara Indonesia masih banyak yang kelimpungan. Masalahnya, selalu hanya berkubang dalam logika cerita yang bolong atau pakem cerita yang klise.
Jadi, wahai para sutradara Indonesia, belajarlah dari sutradara Nattawuwuwuwuwu~
You might also like
More from Tontonan
Sinopsis Sokola Rimba
Sinopsis Sokola Rimba Film "Sokola Rimba" merupakan adaptasi dari kisah nyata seorang wanita bernama Butet Manurung yang didedikasikan untuk memberikan pendidikan …
The Commuter: Plot Twist dan Endingnya
The Commuter: Plot Twist dan Endingnya "The Commuter," dibintangi oleh Liam Neeson, membawa penonton dalam perjalanan menegangkan penuh kejutan. Michael MacCauley, …
Analisis Ending Film The Commuter
Analisis Ending Film The Commuter "The Commuter," sebuah film thriller yang dibintangi oleh Liam Neeson, membawa penonton dalam perjalanan yang penuh …