Tanpa tahu ini film tentang apa. Tanpa tahu siapa orang-orang dibaliknya. Saya menikmati sajian film durasi nyaris dua jam ini dengan syahdu. Harapan langsung membumbung ketika tahu film disutradarai oleh orang yang memukau kita lewat Up In The Air, Juno dan Thank You For Smoking: Jason Reitman, film jagoanku di Oscar 2010 memang kalah namun saya sudah menandainya sebagai salah satu sutradara jempolan. Lalu, makin membumbung saat para cast muncul di awal, dari pemenang supporting actor JK Simmons, pemeran Bush dalam W, Josh Brolin sampai aktris besar pemenang Oscra Kate Winslet. Di akhir nama-nama cast muncullah Tobey Maguire. Woooah, si Spidey ditaruh paling akhir. Jangan-jangan meranin tokoh ga penting? Diadaptasi dari novel karya Joice Maynard. Penulis yang dikenal karena drama keluarga yang berbobot dari buku-buku berkelas After Her, The Good Daughters sampai Under The Influence, jadi tak salah ekspektasiku benar-benar tinggi.
Film diambil dari sudut pandang seorang remaja, Henry (diperankan dengan bagus sekali oleh Gattlin Griffith) yang labil. Remaja puber berumur 13 tahun yang tinggal sama ibunya Adele Wheeler (Kate Winslet). Dibuka dengan narasi Henry tentang latar kehidupannya yang berantakan. Sebuah kutipan betapa sayangnya ia pada ibunya, “I don’t tkink losing my father broke my mother’s heart, but rather losing love itself”. Ibunya menderita penyakit takut keluar rumah karena traumatis. Maka saat belanja, menyetir mobil butut terlihat kaku. Adele adalah orang tua tunggal, cerai dengan Gerald (Clark Gregg) karena ia selingkuh sama sekretarisnya Marjorie. Jadi Henry punya saudara tiri yang jumpa tiap akhir pekan.
Setting film di bulan September 1987 di Holton Mills, New Hampshire, Amrik, saat tengah pekan kala libur sekolah. Nah saat belanja di swalayan, saat Henry melihat-lihat komik (padahal sempat mau ambil majalah dewasa) ia disapa pria dengan luka di kepala dan perut, Frank Chambers (Josh Brolin) yang mengaku jatuh dari jendela. ‘Menodong’-nya untuk membantunya dengan sebuah tumpangan, awalnya tentu saja Adele menolak, namun saat itu juga Frank mengancam. Karena tak punya pilihan lain, mereka bertigapun pulang.
Ternyata Frank adalah buronan yang kabur. Seorang narapidana kasus berat tingkat satu, pembunuhan – kasusnya sendiri disimpan sampai menit-menit akhir. Ia melompat dari lantai atas rumah sakit saat operasi usus buntu. Seorang kriminal yang, kata berita berbahaya. Rencana semula, Frank sembunyi di rumah Adele dan malamnya nanti pergi menumpang kereta. Yah, saya sudah prediksi rencana itu tak kan terealisasi mulus. Dengan luka yang diderita, penampilan Frank tak seperti kriminal kebanyakan yang kasar. Wajahnya memang penuh jambang dan kumis tebal, namun hatinya selembut sutra. Skenarionya, agar keluarga Adele tak dituntut menyembunyikan buron mereka berperan bahwa Adele diculik dan terancam sehingga sempat diikat di kursi.
Malam itu tak berjalan sesuai rencana. Frank yang terluka memutuskan menginap semalam lagi dan Adele mencoba membantu mengobati. Esoknya Frank menunjukkan betapa berita kejahatannya yang ditampilkan televisi dan koran tak sesuai fakta. Ia membantu keluarga ini, seolah mengganti sosok suami dan ayah yang bertanggung jawab. Membantu merawat mobil, meminyaki pintu yang berdecit, membenarkan talang air, menata kayu bakar, dan lainnya. Adele yang awalnya takut kini malah bersimpati – dan jatuh cinta tentu saja. Ada adegan menyentuh saat, seorang tetangga Mr. Jervis (JK Simmons – dan yah, dia cuma tampil sekelebat) mengantar buah persik. Buah itu lalu dibuat pai. Frank ternyata ahli membuat kue. Adegan proses pembuatannya dibuat bagus, bagus sekali malah, sangat menyentuh dan disajikan dengan kelezatan istimewa. Nantinya akan jadi poin penting untuk eksekusi epilog. Dari situlah, akhirnya Frank diterima. Adele yang kehilangan sosok suami, kini mencinta lagi. Henry yang kehilangan sosok ayah, kini mendapatkannya. Seolah lupa bahwa tamu mereka adalah seorang buronan. Suatu malam saat Frank merasa saatnya pergi, mereka berdua justru menahannya untuk tetap tinggal.
Gencarnya berita pencarian tak membuat Adele dan Henry takut. Semakin hari semakin dekat. Puncaknya adalah saat Henry diminta ke perpustakaan kota untuk mencari informasi tentang Kanada, bertemu dengan seorang gadis nyentrik Eleanor (Brighid Fleming) yang menjelaskan kisah legendaris Bonnie & Clyde, arti seks dan ciuman pertama. Saat keluarga ini memutuskan untuk kabur ke Kanada, seluruh tabungan diambil dan Henry berniat pamit dengan kamar-kamar masa kecilnya terjadi sesuatu yang tak diharapkan. Dengan kegigihan untuk mendapat kehidupan masa depan yang lebih menjanjikan, berhasilkah mereka melewati hadangan polisi? Dan dimana si Spidey?
Well, sungguh menyenangkan menyaksikan sajian drama berkelas dengan daya pikat utama adalah cerita. Film ini rilis bulan Januari 2014, tanggal keluaran yang dimaksud untuk bersaing di ajang penghargaan. Sayangnya tahun 2014 gaungnya tak terdengar nyaring. Padahal secara cerita dan akting, sangat bagus. Bonus adalah skoring menawan, petikan gitar lama sekali terdengar saat adegan awal di pengenalan karakter. Lalu sinematografi dengan warna kuning pucat yang dominan juga sangat pas. Bagusnya lagi, tak ada adegan panas yang tak pantas dilihat. Memang poin utama kisah ini Henry dan asmara Adele dan Frank namun tak ditemukan adegan vulgar. Film art tak perlu telanjang-telanjangan juga keles.
Ada adegan sempalan masa lalu Frank yang ditampilkan sekilas-sekilas. Awalnya saat istri Frank, Mandy (Maika Monroe) bilang ‘you’re fool’ kukira Frank muda selingkuh, ternyata ga sesederhana itu. Aktris sebera Maika juga muncul sebentar, namun perannya penting tak seperti JK Simmons. Lalu adegan saat alasan utama Adele dicerai juga ga sesederhana Gerald selingkuh, karena saat durasi film semakin pendek kita akan diberitahu alasan sesungguhnya. Mimik dan gesture Kate juara, rapuh dalam pelukan. Saya sempat ikut menitikan air mata saat adegan di rumah sakit saat Adele menggendong bayinya yang baru lahir. Adegan emosional, sangat menyentuh hati. Dunia memang memberi banyak cobaan kepada kaumnya.
Eksekusi epilognya juga sudah pas. Betapa Tuhan bersama orang-orang yang sabar. Jadi jadi penasaran sama buku yang dibaca Kate Winslet, “Living the Good Life: How to live Simply and Sanely in troubled world” karya Helen K. Nearing dan Scott Nearing. Bagaimana buku itu bisa menginspirasi sebuah kebangkitan untuk jiwa-jiwa yang rapuh.
You might also like
More from Tontonan
Sinopsis Sokola Rimba
Sinopsis Sokola Rimba Film "Sokola Rimba" merupakan adaptasi dari kisah nyata seorang wanita bernama Butet Manurung yang didedikasikan untuk memberikan pendidikan …
The Commuter: Plot Twist dan Endingnya
The Commuter: Plot Twist dan Endingnya "The Commuter," dibintangi oleh Liam Neeson, membawa penonton dalam perjalanan menegangkan penuh kejutan. Michael MacCauley, …
Analisis Ending Film The Commuter
Analisis Ending Film The Commuter "The Commuter," sebuah film thriller yang dibintangi oleh Liam Neeson, membawa penonton dalam perjalanan yang penuh …