Lebih Dari 100 Juta Pengguna ChatGPT Kecewa Ini Penyebabnya
Per hari ini 9 November 2023, sebagai pelanggan ChatGPT Plus saya benar-benar kebingungan karena selalu terpampang error ketika melakukan perintah baru. Baik untuk fitur teks GPT-4 atau DALL-E yang bisa menghasilkan gambar berdasarkan perintah teks yang kita buat. Sebagaimana yang diketahui jika beberapa hari lalu ChatGPT merilis berbagai fitur baru yang ramai dibicarakan di LinkedIn dan juga X.
BACA JUGA: Apa itu Auto-GPT? Inilah Cara AI Kuasai Belantara Jagat Maya
ChatGPT bukan sekadar alat, tapi sudah jadi bagian dari rutinitas kerja saya, mulai dari pengembangan ide hingga pembelajaran tentang HTML, dan lain sebagainya. Saya mencari-cari tahu apa penyebab kekacauan ini, dari mulai googling, nge-reach out ChatGPT Discord Community, clear cache browser, customer service, semuanya nihil.
Namun, baru saja saya dapat kabar dari sebuah email berlangganan bahwa ChatGPT memang mengalami error dan disfungsional. Hanya versi mobile yang baik-baik saja, yang jelas memiliki experience yang berbeda dengan desktop version.
Lebih dari 100 juta pengguna aktif ChatGPT dari berbagai latar belakang profesi mungkin mengalami emosional yang tak terbendung pada minggu ini. Setelah acara OpenAI yang sangat digembar-gemborkan menghadirkan serangkaian fitur dan peningkatan baru yang spektakuler pada awal minggu ini, para pengguna melaporkan adanya pemadaman layanan utama sejak kemarin, padahal hari ini fitur GPT Builder di akun saya baru aktif, tapi kok tidak bisa dipakai. Sialan betul!
BACA JUGA: 8 Cara Praktis Menggunakan Bing Dengan ChatGPT
OpenAI semula menyatakan bahwa gangguan ini disebabkan oleh lonjakan permintaan akan fitur-fitur barunya. Namun, pernyataan selanjutnya menyebutkan bahwa serangan DDoS (distributed denial-of-service) menjadi penyebab “pemadaman berkala” yang memengaruhi layanan ChatGPT dan alat pengembangnya. Serangan DDoS adalah upaya untuk membebani aplikasi atau situs web dengan permintaan yang melebihi kapasitasnya.
Kelompok hacktivist Anonymous Sudan mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut, dengan menyebut keberpihakan OpenAI terhadap Israel daripada Palestina sebagai alasan.
BACA JUGA: Berbincang Dengan Bard, Sebuah AI Buatan Google Tentang Israel-Palestina
Serangan DDoS memang terdengar remeh, tapi buat perusahaan sekelas OpenAI, ini harusnya bukan masalah besar. Tapi ya, manusia tetap manusia, kelalaian bisa terjadi. Ini pelajaran buat kita semua, di era teknologi canggih pun, keamanan itu sangat penting, dan utama.
You might also like
More from Teknologi
Kelemahan Tali Pocong: Simpul yang Gampang Lolos?
Kelemahan Tali Pocong: Simpul yang Gampang Lolos? Tali pocong, sering kali dianggap sebagai senjata pamungkas yang bikin bulu kuduk merinding. Tapi …
Kelemahan Pocong: Menguak Sisi Lemah Si Pembalut Keliling
Kelemahan Pocong: Menguak Sisi Lemah Si Pembalut Keliling Pocong, sosok ikonik dalam mitologi horor Indonesia, kerap digambarkan sebagai makhluk yang melompat-lompat …