Pidato kebudayaan…
Di zaman yang berkelebat ini manusia terengah-engah mencari makna. Pada saat yang sama internet hadir dengan membawa serta pernak-pernik panji yang menawarkan ‘kebebasan’ yang secara bersamaan pula, kebebasan yang dibawa internet dicengkeram ketat oleh monster bernama algoritma.
Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) kembali menyelenggarakan program unggulannya selama lebih dari dua dekade, Suara Jernih dari Cikini, yang dikemas dalam bentuk pidato kebudayaan.
Tradisi tahunan ini diadakan bertepatan dengan perayaan ulang tahun Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki, 10 November 2017, di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat.
Untuk tahun ini, DKJ memilih Roby Muhamad, seorang fisikawan, statistikawan, sosiolog, dan entrepreneur yang lahir dari “kebosanan.” Karena kebosanan itu pula Roby mendirikan startup yang berkecimpung di bidang Big Data yang dinamai Provetic.
Dalam kurun 25 tahun terakhir Roby melaporkan dalam pandangan mata dan mencatat eksplorasi di bidang sains, psikologi, biologi, dan sosial.
Roby mengingatkan pada kita semua bahwa kita tidak pernah benar-benar memiliki kehendak bebas yang padahal secara alamiah terdapat pada sel dan arteri dalam tubuh kita. Ambil dua contoh sederhana, ketika kita berbelanja online dan ketika memesan makanan melalui aplikasi, sebut saja namanya Semay Food.
Pertama, sebelum memutuskan untuk berbelanja biasanya kita mencari review untuk produk yang ‘ingin’ kita beli di mesin pencari. Dan bukanlah kebetulan jika yang muncul di laman pertama mesin pencari dengan ranking pertama pula adalah reviewer yang algoritma-nya telah dikenal baik oleh mesin pencari.
Kedua, ketika kita ingin memesan makanan melalui sebuah aplikasi sebab kita terlalu malas menggerakan kaki. Aplikasi pun dibuka di gawai pintar kemudian kita pun mengetik ‘ayam goreng’ dan taraaaaa! Yang muncul di mesin pencari pada aplikasi tersebut adalah ayam goreng Semay karena ayam goreng Semay banyak direkomendasikan orang sehingga mengautomasi algoritma di dalamnya. Machine learning di aplikasi Semay Food menempatkan apa yang kita ketik pada urutan pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya.
Lalu, di manakah letak kehendak bebas?
Indonesia, menurut Roby, adalah jalan tengah, tempat hitam bertemu putih menjadi abu-abu. Sama halnya dengan ambigu yang menjadi sumber keberagaman dan kreativitas.
Kekuatan Indonesia adalah kelihaiannya mengelola ambiguitas. Dengan kekuatan ambiguitas ini Indonesia dapat menjadi salah satu sumber utama kreativitas dan keberagaman dunia.
“Jadi untuk engkau Indonesia, tidak perlu engkau kembali ke abad silam. Tidak perlu engkau menjadi raksasa ekonomi. Tidak perlu engkau menjadi pemimpin teknologi. Dalami dan perluas saja keahlianmu mengelola ambiguitas sehingga menghasilkan kreativitas dan keberagaman. Lalu tunjukkan pada dunia bagaimana memasuki gelombang pencerahan ketiga di mana kreativitas dan keberagaman menjadi panglima,” papar Roby.
Dalam pidato bertajuk Nostalgia tentang Masa Depan Manusia, Roby mengajak kita menengok perilaku dan budaya sembari mengalahkan “gaya gravitasi” diri sendiri, untuk meraih kebebasan. Musuh terbesar kita di hari ini adalah narsistik dan egoistik. Lihatlah bagaimana media sosial dipenuhi tontonan-tontonan yang penuh kepalsuan.
Dalam istilah Guy Debord, manusia modern adalah masyarakat tontonan (spetacle society) yang telah menjadikan semua hal di dalam hidupnya sebagai komoditas. Dan komoditas disulap menjadi “tontonan” (spectacle), yang ditampilkan melalui dan disebar oleh media massa dan atau sosial. Namun, kami percaya seperti kata pepatah, musuh terbesar kita sesungguhnya adalah diri sendiri.
You might also like
More from Redaksi
Pekerja Indonesia Manfaatkan AI untuk Tingkatkan Produktivitas
Pekerja Indonesia Manfaatkan AI untuk Tingkatkan Produktivitas Pergeseran era yang ditandai dengan hadirnya AI tidak hanya menjadi perbincangan hangat di seluruh …
Akhir Pekan Menyenangkan: Dari Arsitektur sampai Wes Anderson
Ini akhir pekan menyenangkan. Betapa tidak dalam long weekend kali ini Semay Media menghadirkan kembali sejumlah daftar ulasan singkat untuk …
Atmosfer Pekan Ketiga
Atmosfer pekan ketiga sudah mulai tercium. Seperti biasanya Semay Media menghadirkan sejumlah daftar ulasan singkat untuk Anda sekalian para pembaca …