Saya lahir di Indonesia.
Salam Inlander…
Seperti yang saya katakan di muka. Saya lahir di Indonesia, makan hasil buminya, menginjak tanahnya, melihat langitnya, mengobok lautnya, menendang kerikilnya, hormat kepada benderanya, dan segala tentang Indonesia sudah menjadi sesuatu yang inheren, sesuatu yang hakiki, menjadi anasir Bumiputri merupakan faktor yang membentuk saya seperti ‘saya’ baik secara nature maupun nurture. Indonesia tidak dapat saya talak 3 dari segala aspek dari diri saya.
Saya keturunan Tionghoa, tapi tidak pernah kita ketahui apakah ada darah pribumi Indonesia bercampur di darah saya, atau adakah dari Tionghoa mengalir di tubuh pribumi yang sering catcalling saya di depan gang.
Saya Indonesia, tapi tidak pernah diakui. Mereka selalu bertanya, “Mbak, Chinese kan?” Atau “Yaa… Setidaknya keturunan, kan?”
Lalu saya membuat survei kecil, apa yang membuat kamu menjadi seorang ‘Pribumi’?
Berikut kilasan jawaban kebanyakan dari mereka. Saya pribumi karena saya adalah orang asli Indonesia, saya penghuni di sini sejak dulu, nenek moyang saya asli sini. Kurang lebih semua mengutip definisi KBBI atau yang terdefinisi di Wikipedia “…sebagai kelompok etnis yang diakui sebagai suku bangsa, bukan pendatang dari negeri lainnya”.
Pertama, klaim pribumi karena orang asli Indonesia? Tidak ada yang muncul ‘out of nowhere’ di suatu kepulauan yang kemudian dinamakan Indonesia. Jika ditilik balik jauh ke belakang, tidak ada orang asli di Indonesia. Semua hasil migrasi dari entahlah itu Afrika atau Formosa (Melanesia dan Austronesia pada Era Pleistosen yang berawal 1,8 juta tahun yang lalu).
“Nenek moyang saya asli sini, katanya,” bicara nenek moyang, nenek moyang saya juga asli sini.
Mari kita tarik jauh lagi ke belakang, nenek moyang kita sama-sama berasal dari Afrika. Lho? Berarti kita orang pribumi Afrika dong? Halo para pribumi Olduvai.
Biasanya orang-orang akan berusaha menjustifikasi lagi di tengah diskusi, “nenek moyang saya lebih awal datang ke Indonesia, katanya,” dengan argumen tersebut otomatis orang pribumi di Indonesia adalah Homo erectus.
“Yang paling lama menempati, intinya.”
Homo erectus menempati Nusantara selama 1,5-1,7 juta tahun, lho!
“Ya, manusia modern dong jangan spesies lain.”
Baiklah, manusia modern yang pertama kali datang ke Indonesia adalah bangsa Melanesia (gelombang pertama 100.000 tahun yang lalu dan gelombang kedua sekitar 50-70.000 tahun yang lalu). Nah, lho artinya orang pribumi Indonesia hanya orang Papua, dan sejenisnya yang beretnis Negrito, gitu?
Sedangkan etnis Jawa yang notabene mendominasi Nusantara dan Sunda adalah Austronesia yang berbondong-bondong datang dari Formosa (atau Taiwan) melalui Filipina.
Jika masih belum puas dengan paparan di atas ya tak apa-apa, intinya rasisme adalah perbuatan yang sangat merugikan dan pointless, tidak berdasar. Kecuali jika teori interbreeding antara Sapiens dan Neanderthal atau Denisovan benar, di mana ada yang membedakan kita dengan orang di Eropa atau Timur Tengah menurut komposisi DNA campuran Neander atau Denisovan sendiri.
Lantas, siapa pribumi?
Pribumi adalah kerancuan, kita Aborigin.
You might also like
More from Cerapan
Silent Treatment dalam Pertemanan: Saat Diam Menjadi Senjata
Silent Treatment dalam Pertemanan Dalam pertemanan, komunikasi adalah kunci utama untuk menjaga hubungan tetap sehat dan harmonis. Namun, apa jadinya jika …
Time Management Matrix: Strategi Efektif Mengelola Waktu dan Prioritas
Time Management Matrix: Strategi Efektif Mengelola Waktu dan Prioritas Dalam kehidupan yang semakin sibuk, kemampuan untuk mengelola waktu dengan baik menjadi …
Kebutuhan Tidak Penting tapi Mendesak
Kebutuhan Tidak Penting tapi Mendesak Dalam kehidupan modern yang serba cepat dan dinamis, sering kali kita dihadapkan pada berbagai macam kebutuhan. …