Beberapa waktu lalu, ada kabar kalau seorang pilot yang sekaligus ngerangkap jabatan jadi vlogger, dicabut izin nerbangken pesawat. Adalah Kapten Vincent Raditya yang terbelit kasus tersebut, dan musti berurusan sama pihak pencabut, Kemenhub.
Beliao ini kena ‘hukuman” ceritanya. Izin nyetirin pesawat berjenis jomblo single engine punyanya dicabut mulai 21 Mei lalu. Denger-denger, semua terjadi gegara negara api menyerang tayangan vlognya bareng om Limbad yang maha viral itu. Udah ngeh lah ya ama itu konten yutub, kan?
Kenapa dicabut? Duduk perkaranya bukan soal si mamas Pilot duduk mesra bareng Om Limbad, tapi lantaran ngajak Master Limbad keliling langit pake pesawat Cessna, terus jahil deh mamerin gaya terbang zero gravity. Om Limbad ketakutan, penonton pun (mungkin) tertawa.
Aksi itu merupakan salah satu alasan yang bikin Menhub Budi Karya Sumadi ngeracik keputusan tersebut. Kejahilan yang nampak asik dari sang pilot kemarin itu dianggap berbahahahahahaya.
Tapi, jangan syedih gitu wahai para fans, biasa ae. Santai seperti gimiknya mamas Vincent tercinta di vlog klarifikasi teranyarnya yang lebih mirip curhatan rasa pisang goreng bumbu bacem. Clickbait e, cah! Wuasyemm, tenan.
Toh, izinnya masih bisa dinego ulang sesuai prosedur yang model orang awam macam aku dan sampeyan-sampeyan ini nggak mudeng blass. Sans ajah, kegaduhan dunia maya akibat pilpress akhirnya keganti sama gerakan ‘penyelamat’ Kapten Vincent vs Dedy Corbuzier featuring Cameo Project.
Ini adalah kabar gembira, setidaknya menurutku. Gembira di atas keapesan orang lain itu memang menggembirakan, bukan? Tidak usah munafik ya, dasar aku. Klean, para fans akang pilot juga rasah sepaneng ngono to yo, viasszah ajjah kelleus…
Untuk abang Vincent yang sekarang mungkin sudah seperti idol K-Pop, sabar aja. Jadikan ini pelajaran. Jadi vlogger tenar emang rodo angel. Banyak cobaannya. Konten sampeyan ini sebenarnya renyah plus unik. Dijegal dikit, ora mangkel. Syaluuutt!
Mamas pilot mesti inget, Pilot itu mah bukan cuma sekadar job desk, tok. Melainkan juga prestise yang masih kental disangkut-pautkan sebagai indikator: tinggi-rendahnya status sosial seorang makhluk manusia.
Banyak orang yang berandai-andai; kepingin jadi sampeyan. Mending terus semangat buat ngegarap konten yang mirip-mirip pas sampeyan kolabs dulu bareng si kembaran, Raditya Dika. Wes mesti lebih asik to, yo!
Jadi pilot itu gak segampang titip absen di kampus, to? Mbok ya rasah nggaya-ngguyu gak genah kaya gitu lagi. Cukup tiket pesawat yang naik pesat aja yang bikin kita kalang kabut.
* * *
Dengan adanya peristiwa ini, kemungkinan konten-konten youtube mas bro pilot juga bakal jauh lebih terfokus ke sisi edukatif ditambah sisipan canda yang proporsional. Main aman, atau justru malah lebih nakal? Entahlah ya…
Kalau mau beranggapan, ladang ‘rejekinya’ mamas pilot mungkin aja keganggu atau curiganya itu memang diganggu—sebagai pilot pro(fesional) yang lagi naik daun di galaksi peryutcuban jaman now ini.
Tapi, mari berpikir lagi. Asik! Selain persoalan yang membelit Kang Vincent, kepentingan Om Limbad juga layak buat jadi bahasan. Pasalnya, Om Limbad jelas terlibat dalam sebuah kasus trending di jagat yutub tanah air.
Yang mesti diperhatikan adalah: kesiannya Om Limbad, tauk! Identitas khas beliau jadi kena cedera di bagian hamstring. Semoga sebagian fans mas Vincent sempat memikirkan hal yang sama. Om Limbad, mungkin enggak ngeh bahwa sosoknya berguna sebagai latar komodifikasi di konten video tersebut.
Secara senyap-senyap tak kentara, karena itu jugalah citra Om Limbad yang terkenal garang dan hemat bicara jadi kelihatan tolol kaget-kaget takut di vlog yang bikin Kemenhub nyari-nyari gawean koyo ngene iki. Padahal nih, angkat pesawat pake kelingking mah kacang buat orang sekaliber Om Limbad yang bergelar master.
Sama halnya dengan Kapten Vincent karena sanksi ini, reputasinya Om Limbad sebenarnya udah runtuh duluan cuma gegara gituan doang, lho! Jadi keinget deh sama kuotnya—khas anak-anak PR—Warren Buffet yang bilang: “butuh 20 tahun untuk membangun reputasi, dan hanya perlu lima menit untuk menghancurkannya.”
Untungnya, Om Limbad sempat bikin video tandingan yang memperlihatkan kalo dirinya tetep strong. Dengan menantang kuatnya hembusan mesin pesawat, video yang diunggah di channel youtube-nya itu seakan diproyeksi sebagai ‘sapu pembersih’ bekas kecupuannya saat berada dalam kokpit bareng kapten Vincent.
Sayangnya, video tandingan ini sama sekali tak punya pengaruh buruk untuk citra sang pilot. Alih-alih terlihat mutual, Limbad justru kerja sendiri. Sang Master cuma modal minjem pesawat, semetara itu pilotnya hanya sekadar in-frame tok. Kolabs yang kurang kolaboratif kalo menurut saya.
Itu nampak dari: konten video siapa yang lebih populer hari ini? Punya Limbad atau Kapten Vincent?
Zero gravity adalah kreatifitas content creator yang disokong lagi dengan ‘penumpang’ dari kalangan tersohor yang rela jadi subjek prank. Efeknya double—potensi trending. Sementara Master Limbad malah cuma berkutat dengan gaya lamanya di acara-acara tipi dulu.
Jadi, beliaulah yang lebih ‘berhak’ kesel sebenarnya. Lha Ini kok malah kalian, selaku netizen yang ujug-ujug ngamuk, ya? Piye to, cah… Belum lagi sama (yang katanya sih) konten kreator youtube lain yang sok-sokan ikut campur: cuap-cuap koprol. Iddih, lambemu!
Cuma gegara urusan gravitasi, yang lebih bising kok ya kalian itu lho, wahai netizen yang maha geger! Bukannya kang Vincent, sang pilot-vlogger yang mati-matian kalian bela dan yang setengah mati kalian cela. Kepentingannya itu di mana atuh?
Udah deh ya, jangan ribut terus. Aku jadi kebelet saking lucunya ngeliat nafsu ikut campur yang kurang berfaedah kaya gitu. Inget, lebaran baru aja lewat kemarin. Sayang tuh sama kuota.
So, bersatulah, A-Team! *Eh
More from Ruang Raung
Dari CEO Restock ID Kita Belajar
Dari CEO Restock ID Kita Belajar.... Rombongan motor dan mobil berkonvoi berkeliling kota. Mengibarkan bendera kebanggaan sebagai ciri identitas organisasi yang …
Pak Jokowi, Jadi Gini
Usia kemerdekaan Indonesia "Pak Jokowi, Kapan ya Kita Merdeka dari Ambisi?" Usia kemerdekaan Indonesia kini sudah menyentuh 75 tahun. Ya, 75 tahun …
Antara Kedai Kopi dan Dilema Pejalan Kaki
Kedai Kopi dan Dilema Pejalan Kaki Selepas kelas malam, sepulang dari kampus, sekitar jam 7 malam, saya berjalan kembali ke kos. …