Usia kemerdekaan Indonesia
“Pak Jokowi, Kapan ya Kita Merdeka dari Ambisi?”
Usia kemerdekaan Indonesia kini sudah menyentuh 75 tahun. Ya, 75 tahun silam, bapak-ibu pejuang kita berhasil menendang pantat bangsa Jepun agar enyah dari negeri ini. Lantas apa arti kemerdekaan itu?
Jika mau disamapadankan dengan usia manusia, angka 75 tahun itu sudah masuk kategori lansia. Indonesia sudah ringkih dengan rambut-rambutnya yang sudah memutih. Indonesia sudah makan asam garam kehidupan dan selayaknya kenyang dengan hikmah-hikmah dari suatu peristiwa. Ringkasnya, mestinya Indonesia sudah ada di level ‘bijaksana’.
Tapi, apakah Indonesia benar-benar sudah mencapainya?
Pak Jokowi–presiden idola kita semua, tentu saja–dalam pidato tahunannya menyinggung banyak masalah di Indonesia. Dari mulai kebijakan Indonesia sampai masalah pandemi Corona.
Tapi, ada satu bagian yang sangat saya ingat, beliyo berbicara soal kepastian hukum, politik, kebudayaan antikorupsi, demokrasi dan lingkungan. Begini kata Pak Jokowi:
“Ekosistem nasional yang produktif dan inovatif tidak mungkin tumbuh tanpa ekosistem hukum, politik, kebudayaan, dan pendidikan yang kondusif. Fleksibilitas yang tinggi dan birokrasi yang sederhana tidak bisa dipertukarkan dengan kepastian hukum, antikorupsi, dan demokrasi. Semua kebijakan harus mengedepankan ramah lingkungan dan perlindungan HAM. Kecepatan dan ketepatan tidak bisa dipertukarkan dengan kecerobohan dan kesewenang-wenangan.”
Ada yang salahkah dengan ucapan Pak Jokowi itu? Silakan Anda cocokkan sendiri dengan kondisi Indonesia sekarang. Dari soal KPK yang sekarang berubah jadi kantor PNS sampai rancangan Omnibus Law yang jadi ancaman lingkungan hidup.
*
Kita tahu, sejak periode pertama Pak Jokowi sudah menggembar-gemborkan gaya milenial dan era ekonomi 4.0.
Milenial harus jadi Youtuber atau gamers-lah.
Startup jumlahnya harus ribuanlah.
Sampai-sampai Pak Jokowi minta agar pertanian di Indonesia dikelola dengan teknologi 4.0. Misalnya, sawah dipantau pakai drone.
Dan ambisi Pak Jokowi yang paling kita ingat saat kembali menjabat adalah soal visinya agar Indonesia lepas dari jebakan middle class income trap. Maksudnya kelas menengah mana dulu nih Pak? Kelas menegah ngehek?
Ringkasnya, Indonesia di tangan Pak Jokowi masih tersandera oleh ambisi-ambisi kemajuan yang seringkali semu. Indonesia belum merdeka dalam hal itu.
Kemerdekaan itu mestinya sesuatu yang sangat sederhana: merdeka dari tagihan listrik mahal, air bersih nggak harus beli, harga sembako murah dan skema KPR yang tidak mengangkangi UMR.
Jadi, kapan kita bisa merdeka dari ambisi, Pak? Mohon maaf, penjegalan Omnibus Law masih jalan terus loh Pak.
Salam,
Pekerja yang harapannya berakhir di brosur rumah subsidi
You might also like
More from Ruang Raung
Dari CEO Restock ID Kita Belajar
Dari CEO Restock ID Kita Belajar.... Rombongan motor dan mobil berkonvoi berkeliling kota. Mengibarkan bendera kebanggaan sebagai ciri identitas organisasi yang …
Antara Kedai Kopi dan Dilema Pejalan Kaki
Kedai Kopi dan Dilema Pejalan Kaki Selepas kelas malam, sepulang dari kampus, sekitar jam 7 malam, saya berjalan kembali ke kos. …
Belajar Saja Nasionalisme Sama Semut, Ndan!
Belum reda ontra-ontran masalah zonasi. Konon kabarnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggandeng Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk membina karakter …