Ini akhir pekan menyenangkan. Betapa tidak dalam long weekend kali ini Semay Media menghadirkan kembali sejumlah daftar ulasan singkat untuk Anda sekalian para pembaca setia maupun yang tidak setia di manapun berada. Tak lain merupakan bagian dari semarak akhir pekan yang kami lalui sebagaimana biasa; ciamik. Kami harap daftar yang kami sajikan membuat akhir pekan Anda juga semakin ciamik, campernik, dan pastinya epik. Langsung saja simak selengkapnya di bawah ini:
Arsitektur yang Lain – Avianti Armand
Buku ini mengungkap sisi lain dan kritik pada arsitektur, buku yang bisa dibaca semua orang tanpa harus ada latar belakang pendidikan arsitektur. Awal-awal membaca buku ini, gaya esai Avianti mengingatkan kita pada gaya menulis Goenawan Mohamad. Indah, tapi akan sulit dimengerti oleh orang yang jarang membaca. Avianti membahas arsitektur sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari manusia, arsitektur bukanlah sesuatu yang mesti ditinggikan dan eksklusif. Arsitektur bisa dijadikan sebagai penolong sesama, seperti yang dilakukan Romo Mangun di Kali Code.
Dari esai-esai ini pulalah redaksi Semay berani menarik kesimpulan bahwa semua hal di zaman pasar bebas ini bisa dikomodifikasikan, termasuk mengkomodifikasi ruang. Arsitektur adalah bagian dari kebudayaan manusia. Budaya manusia layaknya sebuah gunung es, bagian yang nampak hanyalah budaya terluar, atau sering disebut dengan pop culture. Maka seperti itu pulalah arsitektur, ia terkena dampak oleh budaya massa juga. Rumah-rumah minimalis dengan bentuk seperti kaleng krupuk, simulacrum dalam ruang-ruang, sampai Kitsch-tiruan murahan dalam arsitektur seperti menghadirkan New York, Paris, Cina, yang bercampur baur dalam satu tempat.
Kalilah Wa Dimnah – Bedapa
Kalilah Wa Dimnah merupakan Dongeng (ada juga yang menyebutnya Hikayat) karya filsuf India yakni Baidaba atau juga dikenal Bedapa. Ibnu al-Muqoffa menerjemahkan karya tersebut tanpa mengubah inti arti karya aslinya. Bedapa menyisipkan cerita berbingkai di dalam karya tersebut. Kalilah Wa Dimnah dibuat atas permintaan raja Debsyalem, raja India pada abad ke-3 SM yang sebelumnya dikenal bengis, kejam, tak kenal belas kasih terhadap rakyat yang dianggapnya bersalah, sebagaimana raja-raja yang hampir selalu memiliki perangai tidak tahu diri. Hingga pada suatu hari Bedapa yang juga penganut Brahmanisme itu memberanikan diri untuk menasehati sang raja karena telah menzholimi rakyat. Seorang Brahmanisme pada zaman itu dikenal juga sebagai ahli hikmah atau juga seorang ulama. Namun yang menarik dari Bedapa adalah Ia menasihati raja dengan caranya yang “nyastra”. Bedapa menciptakan tokoh-tokoh binatang dalam karyanya namun tokoh-tokoh itu seperti mewakili kehidupan manusia itu sendiri. Ada intrik, politik, cinta, persahabatan, pembunuhan, kerakusan, dll. Inilah keunikan Bedapa pada masa itu dalam mengangankan tokoh-tokoh ciptaannya.
Filsuf abad ke-16 seperti Francis Bacon menulis esei Believe Of The Fable karena terinspirasi dari Hikayat Kalilah Wa Dimnah terjemahan Ibnu al-Muqoffa dari bahasa Persia ke Inggris. Ibnu al-Muqoffa sendiri hidup di era Khilafah Abasiyah yang dikenal sebagai seorang ahli penerjemah bahasa-bahasa asing di zamannya. Pengaruh bahasa yang ditampilkan Ibnu al-Muqoffa juga tercermin dalam karya-karya setelahnya, seperti halnya pada karya Kahlil Gibran, Al-Nabi dan bahkan pada Freidrich Nietzsche, Sabda Zarathustra.
King Krule – The Ooz
Empat tahun setelah album pertamanya, 6 Feet Beneath The Moon, di bulan Oktober 2017 lalu King Krule akhirnya merilis album album baru yang diberi nama The Ooz. The Ooz adalah album rilisan kedua dari Archie Marshall di bawah nama King Krule.
Ketika mendengar The Ooz, batasan genre musik menjadi kabur. Kamu bisa mendefinisikan ulang album ini sebagai album jazz, atau punk rock, trip hop, ballad, tergantung persepsimu. Dalam lagu Dum Surfer misalnya, kamu bisa mendengar Archie mengatakan dum surfer seperti “don’t suffer.” Di lagunya yang lain, Czech One, Archie seperti berpuisi dengan liriknya dipadukan dengan nada jazz dari piano dan saksofon.
PILLÄRS – Abandoned
Cleveland, Ohio memang tak jarang melahirkan band-band cepat, beringas, gelap menghentak, besi kiamat atau mari kita sebut saja Chimaira, Masakari, Mushroomhead, bahkan Nine Inch Nail pun berasal dari sana. Lain NIN lain pula dengan Pillars. Band yang hanya digawangi oleh tiga orang personil ini mampu meracik sesuatu yang cepat dan gelap menjadi sedemikian keren dan layak simak. Zach yang mengisi departemen guitar/vocals berteriak dengan kepedihan maksimum yang seolah tetap mencoba bertahan dan melawan di antara kerumunan zombie yang menghasilkan teror bagi pendengarnya untuk sekadar berhenti beberapa jenak dan mendengarkan apa yang ia lantangkan. Sesekali Zach menghadirkan riff-riff khas rock and roll, namun di track lain sentuhan Besi Kiamat a la Kylessa ia gaungkan. Tak lupa juga peran Beth yang berada di departemen bass/vocals sangat membantu Zach dalam menyampaikan pesan di lagu-lagunya. Oh, tentu saja hentakkan dahsyat dari Mike akan membuat kita menyundul udara secara repetitif.
Album ini berisi 8 track yang akan membuat akhir pekanmu tidak akan pernah sama lagi. Menyenangkan rasanya hanya dengan membayangkan diri kita berada di tengah-tengah pit pertunjukkan mereka.
Wolfbrigade – Run With The Hunted
Sejak 1970-an subkultur punk di Swedia begitu hidup dan menjamur ke seantero negara mungil tersebut. Bisa dibilang Anti Cimex adalah panutan bagi band-band punk lokal kita. Mungkin secara tak sengaja kita pernah melihat mereka yang sering disebut anak punk mengenakan atribut patch bertuliskan Anti Cimex. Ya, karena Anti Cimex adalah Mbahnya apa yang disebut band punk di Swedia sana. Tak lupa juga Swedia melahirkan Mob47 yang beberapa tahun silam pernah melakukan tour ke Indonesia. Mereka pun memengaruhi generasi setelahnya seperti Refused yang pernah mencetak album maha dahsyat pada 1998, yakni The Shape Of Punk To Come yang disertai berbagai liner notes yang kaya akan literatur itu, dari Prodhoun, Emma Goldman, Situationist International hingga Guy Debord dan secara serius mengajak pendengarnya untuk mengaplikasikan saran dari Negative Approach: 13 Cara Menyenangkan untuk Menghancurkan Negara. Dan mungkin Refused adalah satu-satunya band yang kini membesar setelah dibubarkan aparat pasca rilisnya The Shape Of Punk To Come dan hiatus selama 17 tahun.
Namun perlu diingat bahwa sebelum itu ada Wolfbrigade yang terbentuk pada awal 1990-an yang banyak memengaruhi band-band lokal hari ini seperti Kontra Sosial, Jeruji, Tcukimay dan masih banyak lagi. Sampai saat ini Wolfbrigade masih bergaung dengan energi dan kemuakan yang tak jauh berbeda sejak era perang Bosnia. Run With The Hunted!
Champions League dimulai lagi
Gelaran bergengsi sepak bola benua Eropa, Champions League dimulai lagi pekan ini memasuki babak 16 besar. Liverpool dan Manchester City melangkah percaya diri memasuki leg kedua setelah melibas lawannya masing-masing. Liverpool menenggelamkan wakil Portugal, Porto, dengan skor 5-0. Mo Salah menjadi bintang pada malam itu. Sedangkan City melibas wakil Swiss, FC Basel 4-0 tanpa balas. Pekan depan, salah satu laga seru yang bisa kamu nantikan di Champions League adalah Chelsea vs Barcelona.
Isle of Dogs
Film stop-motion terbaru dari auteur Wes Anderson tayang perdana di Berlin Film Festival tanggal 15 Februari lalu. Mengambil latar distopia di Jepang, anjing-anjing dikarantina di sebuah pulau terpencil karena “canine flu”. Isle of Dogs mengikuti cerita dari 5 ekor anjing, Chief, Rex, Boss, Duke, dan King. Kehidupan di pulau itu membosankan sampai akhirnya datanglah seorang anak laki-laki bernama Atari Kobayashi yang mencari anjingnya, Spots, di pulau itu.
Didukung dengan pengisi suara yang tidak asing di film-film Wes Anderson seperti Bill Murray, Edward Norton, Tilda Swinton, Francess McDormand, Harvey Keitel, tentu film ini layak untuk ditunggu-tunggu bagi para penggemar Wes anderson. Film ini rencananya akan dirilis tanggal 23 Maret di Amerika Serikat.
You might also like
More from Redaksi
Pekerja Indonesia Manfaatkan AI untuk Tingkatkan Produktivitas
Pekerja Indonesia Manfaatkan AI untuk Tingkatkan Produktivitas Pergeseran era yang ditandai dengan hadirnya AI tidak hanya menjadi perbincangan hangat di seluruh …
Semarak Akhir Pekan
Pada pekan kali ini Semay Media menghadirkan sejumlah daftar ulasan dan informasi secara ringkas. Tak lain merupakan bagian dari semarak …
Pidato Kebudayaan dan Algoritma
Pidato kebudayaan... Di zaman yang berkelebat ini manusia terengah-engah mencari makna. Pada saat yang sama internet hadir dengan membawa serta pernak-pernik …