Di zaman sekarang semuanya sudah serba daring, mulai dari membeli baju, alat elektronik, bahkan hingga makanan. Tak heran bila saat ini banyak sekali muncul beberapa perusahaan baru di bidang jasa pengiriman barang. Beberapa di antaranya yang sering saya gunakan adalah JNE, J&T, dan Wahana. Ketiga ekspedisi tersebut tentu saja jauh dari kesempurnaan selalu ada kelebihan dan kekurangan yang kita dapati.
Wahana memiliki kelebihan dalam tarif ongkos kirim, menurut pengalaman saya tarif yang ditentukan untuk pengiriman wilayah Jabodetabek hanya 5.000 Rupiah dengan estimasi pengiriman sekitar 2-3 hari. Untuk pengiriman dari Surabaya-Jakarta, Wahana mematok tarif 7.000 Rupiah saja dengan estimasi pengiriman 3-4 hari. Namun, karena agen Wahana belum menjalar ke pelosok daerah terpencil, maka tarifnya pun lebih tinggi jika dibandingkan dengan JNE atau J&T. Jadi jika saya hendak kirim barang ke daerah terpencil, saya lebih memilih JNE atau J&T sebagai opsi yang tepat.
J&T merupakan perusahaan ekspedisi yang belum lama dikenal masyarakat, namun perkembangannya sekarang, bisa dibilang, tergolong pesat dan malah membalap JNE. Karena J&T selain mematok tarif yang relatif rendah, kecepatan dan akurasinya pun tidak diragukan. Pernah saya kirim barang dari Subang ke Jakarta, hari Minggu dikirim, hari Senin sudah sampai di tujuan dengan ongkos kirim 10.000 Rupiah saja. Kelebihan lain yang dimiliki J&T adalah penjemputan paket. Ya, jika saya tidak sempat untuk mengantar paket ke tempat agen, saya tinggal menghubungi agen J&T terdekat dan meminta untuk datang ke rumah pada hari yang telah ditentukan.
Setahu saya petugas J&T tetap melakukan pengiriman pada hari minggu. Saya juga punya pengalaman baik dengan pihak J&T seperti ketika saya mengirim barang berupa lampu dan di dalam perjalanan lampu itu pecah, saya, sebagai pengguna mereka, diberitahukan oleh salah seorang kurir langganan untuk segera mengajukan klaim barang rusak. Saya pun hanya perlu mengisi data klaim, memberikan foto copy KTP, dan memberikan nota penjualan. Dengan demikian klaim saya pun diterima dan perusahaan mengganti dengan total harga lampu yang saya kirim tersebut. Cakeeeeep!
Lain apel, lain jeruk. Lain pula dengan JNE, ekspedisi ini saya ketahui lebih awal semenjak sering mengirim barang ke luar kota. JNE membuka tarif ongkos kirim dari Jakarta ke Purwakarta 18.000 Rupiah, untuk sesama wilayah Jabodetabek cukup 9.000 Rupiah. Namun, pernah saya mendapat masalah, barang yang dikirim tidak sampai kepada alamat yang dituju. Sudah sebulan, dan sudah tiga kali saya menanyakan pada agen tempat saya mengirim barang. Parahnya lagi, sampai saat ini belum ada titik terang sama sekali. Seharusnya pihak kurir menghubungi nomor yang tertera di paket jika memang ada kendala susah mencari alamat, atau alamat yang dituju sedang kosong alias tidak ada orang. Atau bahkan bisa saja menghubungi si pengirim dan mengembalikan ke tempat di mana dia menerima paket tersebut.
Hal ini sudah dua kali terjadi, dengan tujuan atau kota yang sama tetapi beda alamat. Kenapa bisa terjadi? Oke, saya juga sering belanja secara daring dan menerima paket dari luar kota di mana pengirimannya menggunakan JNE. Ketika pihak JNE datang dan mendapati bahwa di rumah saya tidak ada orang, maka si kurir mengirimkan pesan pendek kurang lebih seperti ini, “maaf teh…, ini dari JNE ada paket. Tapi di rumah teteh gak ada siapa-siapa”. Dan saya langsung menghubungi via telepon agar semua terselesaikan dengan baik dan cepat. Alhasil, paket saya sampai, aman, kurir juga lega, walaupun rumah sedang dalam keadaan kosong. Tapi entah kenapa kurir yang mengirim barang ke tempat tujuan yang saya maksud, sudah dua kali mengalami kendala yang sama.
Kabar terakhir yang saya terima hanya berupa chat via whatsapp. Ketika saya tanya mereka pun berkelit, “Saya sudah komplain ke pusat, dan di sana tertulis pada saat paket dikirim ke alamat yang dituju, rumah gak ada siapa-siapa/kosong. Apakah ada nomor Hp penerima yang bisa dihubungi?”.
Mendapat informasi seperti itu saya merasa heran, kenapa gak si kurirnya aja yang menghubungi nomor telepon yang tertera di paket kalau memang rumahnya kosong. Lalu, saya mengajukan pertanyaan, “jadi paket saya dibawa lagi oleh kurir? Terus sekarang posisi paket ada di mana yah?”. Dia menjawab, “iya teh betul. Paketnya jadi dibawa lagi. Tapi saya gak tahu posisi terakhirnya di mana, nanti saya kabari kalau udah ada”.
Sampai sekarang saya masih belum mendapat kabar apa-apa.
More from Ruang Raung
Dari CEO Restock ID Kita Belajar
Dari CEO Restock ID Kita Belajar.... Rombongan motor dan mobil berkonvoi berkeliling kota. Mengibarkan bendera kebanggaan sebagai ciri identitas organisasi yang …
Pak Jokowi, Jadi Gini
Usia kemerdekaan Indonesia "Pak Jokowi, Kapan ya Kita Merdeka dari Ambisi?" Usia kemerdekaan Indonesia kini sudah menyentuh 75 tahun. Ya, 75 tahun …
Antara Kedai Kopi dan Dilema Pejalan Kaki
Kedai Kopi dan Dilema Pejalan Kaki Selepas kelas malam, sepulang dari kampus, sekitar jam 7 malam, saya berjalan kembali ke kos. …