Pekat malam begitu kelam. Sejuta misteri tersimpan kejahatan. Jingga merana di peraduannya. Luka ia tanpa kekasih. Karma telah menghancurkan mimpinya. Di pelukan sang Rembulan Jingga tiada menemukan kebahagiaan. Tak jarang ia mendapatkan perlakuan kasar dari gelapnya malam. Tubuhnya diseret dengan airmata yang berderai. Terkadang wajahnya harus memerah menahan sakit dari siksaan sang Rembulan. Tidak hanya hatinya yang hancur tapi asa kini kian kusut menjauh darinya. Rembulan dengan bangga telah merusak kesucian Jingga. Kini Jingga tak seindah dulu, ia dipandang sebelah mata oleh alam semesta. Ia tidak lebih kotor dari kubangan sapi di pinggir sawah.
Jingga kini menjadi pengemis cinta, ia mengemis cintanya Rembulan. Ia berharap agar rembulan bertanggung jawab atas apa yang telah ia lakukan. Namun, sang Rembulan tak seindah janjinya. Ia hanya bersinar dan memancarkan kebahagian jika purnama telah ditentukan.
Keterasingan Jingga menutup dirinya. Luka yang ia terima berlipat-lipat dari apa yang ia perbuat. Ia telah menghancurkan hati Fajar, namun hatinya lebih hancur karena Rembulan yang ia pilih hanyalah hiasan di gelapnya malam. Fajar kini menjauh dan tak ingin melihatnya bersama hiasan dicakrawala.
Tiap malam, raungan gelap membuat Jingga takut dan terbelenggu oleh perbuatannya. Ia tidak lagi menjadi sosok yang dicari oleh mata ketika senja. Jingga hanya bisa menanti waktu di mana ia bisa benar-benar berdiri dan tersenyum kembali.
Di balik tangisannya Jingga selalu menanti, ia menggesekan violin luka dengan senandungya.
Tiada yang lebih kotor dari aku
Tiada yang lebih gelap dari apa yang aku perbuat
Aku sang Jingga pujaan hati, itu dulu
Kini ronaku tak seindah hiasan senja
Aku hanya noda yang tersirat di balik cahaya
Oh Kekasih…
Lukaku telah melebihi apa yang aku gores padamu
Aku berharap kau bahagia bersama pelangi
Tinggalkan aku, tapi jangan kau lupakan aku
Aku hanya ingin menjadi sahabat kecilmu
Yang selalu ada ketika aku terluka
Aku sudah tiada bisa bersandar di bahumu
Kini tanpamu aku begitu rapuh
Aku kehilanganmu
Isak tangis Jingga tak ada yang peduli. Jingga harus menyimpan lukanya sendiri di peti kemas yang sunyi. Ia harus menapaki hidup seorang diri. Jingga tidak akan pernah bercahaya di balik rembulan, karena malam akan menutup gelap angkasa luas.
Kesendirian dan penantian hanya harapan yang tak berkesudahan. Penyesalan adalah apa yang telah dilakukan tanpa memikirkan apa yang akan terjadi. Tidak ada yang benar-benar suci bisa menerima orang lain dengan janji. Janji adalah ucapan belaka, ketika sudah kau makan ia akan jadi angin kosong yang membuat perutmu kembung. Begitu pula Jingga, ia memakan janji manis yang tiada bisa digenggam. Haruskah kesucian dikorbankan demi janji yang tak pasti? Penyesalanlah jawabannya.
You might also like
More from Fiksi
Surat untuk Mantan
Lara, Ini mungkin adalah surat yang kesekian kali kutulis, tapi kali ini rasanya berbeda. Seperti ikan besar yang terjerat di jaring …
5 Cerpen Cinta yang Akan Bikin Kamu Terbawa Perasaan
5 Cerpen Cinta yang Akan Bikin Kamu Terbawa Perasaan Hey Sobat Semay, siap untuk terbawa oleh ombak perasaan yang mendalam? Ini …
1 Comment
Kini barulah menyesal atas perbuatannya sendiri . Meratapi pun tidak akan kembali lagi apa yang sudah di perbuat .