Teori konspirasi mendapatkan (kembali) panggungnya di tanah air. Adalah masjid Al Safar yang terletak di rest area KM 88 ruas jalan Tol Purbaleunyi itu dituding memiliki bentuk yang mirip simbol illuminati lantaran kental menyematkan geometri segitiga dan ornamen yang mirip mata satu.
“Ini pintu masuknya, dan lihat ini segitiga semua, nyaris segitiga semua. Bahkan ketika masuk ke dalam, ini segitiga, satu mata. Maka, ketika kita shalat, sebetulnya kita menghadap siapa, menghadap Allah atau segitiga satu mata?” kata Rahmat dalam video dakwahnya.
Sontak video tersebut menjadi viral. Mendapat ratusan komentar netizen (warganet) baik pro maupun kontra. Tak seperti pendakwah kebanyakan, ustaz Rahmat Baequni memilih topik ceramah mengenai akhir zaman, di mana isinya tentang mewaspadai gerakan konspirasi global, kemunculan Dajjal, hingga kaum Ya’juj Ma’juj.
Tentu kita patut berterima kasih kepada gurunda ustaz Rahmat Baequni. Bermula dari dakwah beliaulah akhirnya kita tersadar bahwa selama ini ada agenda terselubung Zionis (baca: pemurtadan massal).
Rahmat mengatakan, Dajjal mewujudkan keinginannya dengan memasuki berbagai ranah termasuk pula simbol, ritual, bahkan desain arsitektur. Menurut dia, simbol-simbol tersebut bila digunakan di tempat ibadah khususnya masjid maka hukumnya haram karena bisa membatalkan salat.
“Dan Dajjal mewujudkan ambisinya lewat kerja zionisme internasional dan mereka menyatu dalam tiga ranah yaitu simbol, ritual, arsitektur,” jelas dia.
“Silakan, simbol-simbol itu dibangun di selain tempat ibadah. Tapi, haram hukumnya simbol itu ada di dalam masjid karena simbol itu akan membatalkan salat kita dan akan menggugurkan tauhid kita. Betul?” kata dia, dan luar biasanya, dijawab “betul” oleh pendukungnya.
Coba kita renungkan. Betapa bahayanya ̶c̶e̶r̶a̶m̶a̶h̶ ̶u̶s̶t̶a̶z̶ ̶R̶a̶m̶a̶h̶ ̶B̶a̶e̶q̶u̶n̶i̶. Eh, maksudnya agenda terselubung Zionis. Jadi orang kog suuzan terus. Blas, ra mashoooook, looor!
Kata konspirasi yang sedang kita bahas. Sebenarnya sudah dijelaskan dalam KBBI sebagai persekongkolan atau komplotan orang dalam merencanakan sebuah kejahatan yang dilakukan dengan rapi dan sangat dirahasiakan. Pelaku konspirasi disebut dengan konspirator. Sebab sifat pengerjaannya yang mulus dan rahasia, maka sulit untuk membuktikan konspirasi dan hanya berujung desas-desus. Nah, ketidakmampuan menjawab inilah yang kemudian jamak disebut teori konspirasi.
Kembali ke pedebatan tentang arsitektur masjid Al Safar. Menuding masjid tersebut memiliki bentuk yang mirip simbol iluminati lantaran kental menyematkan geometri segitiga dan ornamen yang mirip mata satu kemudian memfatwakan haram umat Islam salat di dalamnya –mengutip pendapat Sekretaris Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti—sebagai tindakan yang kontraproduktif dan tidak substantif (Tirto.id, 13/06/2019).
Mempermasalahkan hal-hal berbau konspiratif seperti lambang segitiga dan simbol-simbol semacamnya. Saya kira justru membuat peradaban Islam menjadi mundur. Kalau antum tidak percaya. Cobalah baca sejarah cendekiawan muslim Abu Al-Wafa’. Beliau adalah matematikawan dan astronom Muslim abad ke-10, penemu rumus trigonometri—yang sarat dengan lambang segitiga.
Sudah saatnya umat Islam didorong untuk memperkaya literasi. Bentuk segitiga dan atau semacamnya yang digunakan pada desain arsitektur masjid sebenarnya telah ada sejak ratusan tahun lalu. Dan sejak dulu, setahu saya belum ada tudingan illuminati.
Memang ada perbedaan, pada masjid-masjid berusia tua di Nusantara bukan segitiga biasa yang ditonjolkan, melainkan tajug yaitu bentuk limas segiempat atau piramida. Misalnya Masjid Agung Demak merupakan salah satu masjid tua pertama dengan ciri khas tajug yang menonjol.
Nah, dengan memperkaya literasi khazanah Islam inilah diharapkan umat Islam tidak lagi terjebak pada kejumudan berpikir. Oleh karena itu marilah kita junjung tinggi pengetahuan yang berbasis data. Sehingga kita bisa mengerti alur berpikir yang runtut, sistematis, dan terhindar dari hoaks atau bahkan fitnah keji. Bukan logika berpikir yang sporadis dan cenderung lompat-lompat.
Sudah saatnya kita kikis habis sikap saling mencurigai. Sedikit-sedikit illuminati, sedikit-sedikit PKI, sedikit-sedikit Yahudi. Blas, ra mashoook, looor!
You might also like
More from Ruang Raung
Dari CEO Restock ID Kita Belajar
Dari CEO Restock ID Kita Belajar.... Rombongan motor dan mobil berkonvoi berkeliling kota. Mengibarkan bendera kebanggaan sebagai ciri identitas organisasi yang …
Pak Jokowi, Jadi Gini
Usia kemerdekaan Indonesia "Pak Jokowi, Kapan ya Kita Merdeka dari Ambisi?" Usia kemerdekaan Indonesia kini sudah menyentuh 75 tahun. Ya, 75 tahun …
Antara Kedai Kopi dan Dilema Pejalan Kaki
Kedai Kopi dan Dilema Pejalan Kaki Selepas kelas malam, sepulang dari kampus, sekitar jam 7 malam, saya berjalan kembali ke kos. …